Kubu Raya – Tim Pemulia Jenazah Masjid Kapal Munzalan Indonesia mengadakan pertemuan membahas program kerja dan langkah kedepan yang akan dilakukan. Pertemuan ini dilaksanakan di Masjid Kapal Munzalan Indonesia (MKMI), pada Sabtu 9 Nopember 2024.
Pada pertemuan ini, hadir 7 orang anggota tim, yang terdiri dari 3 orang anggota laki-laki dan 4 orang anggota perempuan.
Dalam pesannya saat pertemuan tersebut, Ust. Muhajirin selaku Kepala Bagian Kesejahteraan Keluarga Pondok (BKKP) dan merangkap juga sebagai anggota tim, menyampaikan pandangan atau insight yang menarik mengenai tugas pemulia jenazah yang kerap disebut petugas fardhu kifayah.
Selama ini orang kerap menganggap fardhu kifayah sebagai suatu kewajiban yang cukup dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang saja, yang dengannya gugurlah kewajiban seluruh orang Islam yang lain. Namun Ust. Muhajirin mengungkap pandangan dari sudut yang berbeda.
“Kalau kita balikkan pemikirannya, bahwa kita ini (pemulia jenazah) adalah orang-orang yang membebaskan kewajiban orang-orang yang lain, nah itu mulia tidak? Pasti itu mulia.” ujarnya.
Dengan sudut pandang seperti ini, seyogyanya dapat menumbuhkan niat dan semangat yang lebih tinggi bagi setiap orang yang memahami pentingnya ibadah ini yang secara hukum adalah fardhu kifayah.
Walaupun begitu, Ust. Muhajirin juga tidak memungkiri bahwa banyak tantangan yang dihadapi oleh tim pemulia jenazah, seperti sulitnya untuk mengumpulkan seluruh anggota tim untuk bertemu atau untuk mengadakan kegiatan. Hal ini karena memang anggota tim berasal dari lintas amal atau divisi yang berbeda di lingkungan MKMI dan tentunya juga mengemban amanah di masing-masing amal atau divisinya.
Selain itu, minat terhadap urusan pemuliaan jenazah juga sangat kurang. Padahal perihal pemuliaan jenazah ini adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh setiap orang, karena pada akhirnya setiap manusia akan meninggal dunia dan tentu memerlukan orang lain untuk mengurus jenazahnya.
Hampir seluruh anggota tim menyampaikan pandangan, masukan dan sarannya mengenai kegiatan yang sudah dilaksanakan selama ini dan hal-hal lain yang terkait dengannya. Hal ini semua demi untuk perbaikan dan kebaikan tim kedepannya.
Walaupun dengan segala tantangan dan keterbatasan yang ada tersebut, seluruh anggota tim sepakat untuk tetap optimis dan berharap serta berupaya agar tim pemulia jenazah dapat terus melanjutkan program dan kegiatannya untuk mengemban amanah yang sudah diberikan.
Paling tidak hal ini menjadi sebuah doa dan harapan kepada Allah SWT, bahwa tim yang ada saat ini dapat berperan sebagai pelopor dan meletakkan landasan serta meninggalkan legacy atau warisan yang dapat diteruskan oleh para pengemban amanah pemuliaan jenazah untuk periode selanjutnya.
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (H.R. Muslim)