profil singkat
Masjid Kapal Munzalan Indonesia hanyalah sebuah masjid kecil yang berdiri di gang sempit di tengah pemukiman non muslim. Masjid yang berdiri pada tahun 2012 ini hanya berukuran 11 x 17. Sementara 95% warga yang berada di sekitar masjid adalah masyarakat Tionghoa.
Masjid yang terletak di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat ini dikenal sebagai markas bagi Pasukan Amal Sholeh (PASKAS) yang melakukan aktivitas Gerakan Infak Beras (GIB). Saat ini aktivitas PASKAS telah mencapai lebih dari 120 kabupaten/kota di Indonesia dari Aceh sampai Papua.
Melalui GIB, lebih dari 3.000 anggota PASKAS di Indonesia mengumpulkan dan mendistribusikan 800 ton beras premium setiap bulan. Beras itu dapat dinikmati setiap hari oleh 500.000 anak yatim dan santri penghafal Al-Qur’an ke 6.000 panti asuhan dan pondok pesantren penghafal Al-Qur’an di seluruh Indonesia.
Untuk mengelola aktivitas GIB itu, pada tahun 2014, Masjid Kapal Munzalan Indonesia mendirikan Baitulmaal. Baitulmaal itu diberi nama Baitulmaal Munzalan Indonesia (BMI). Hingga tahun 2022, BMI telah memiliki 32 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan omzet yang berasal dari zakat, infaq, sedekah dan wakaf (ZISWAF) mencapai Rp9–10 milyar per bulan.
BMI adalah baitulmaal berbasis masjid pertama di Indonesia. BMI mengusung konsep baitulmaal no tamwil, yaitu baitulmaal tanpa aktivitas simpan pinjam. Prinsip operasi BMI meniru apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Oleh KH. Luqmanulhakim, Pengasuh Masjid Kapal Munzalan, disederhanakan dengan prinsip “Terima-kasih”. Salah satu implementasi dari prinsip terima-kasih adalah baitulmaal hanya sekedar menjadi jembatan amal sholeh saja, yaitu menerima harta dari orang baik dan menyalurkannya kepada orang baik dengan cara yang baik. Dengan prinsip ini, apa yang diterima oleh Baitulmaal setiap bulannya, harus habis disalurkan di bulan berikutnya. Tak boleh ada saldo, tak boleh ada sisa.
Selain telah mendirikan puluhan cabang Baitulmaal di Indoensia, Masjid Kapal Munzalan juga telah mendirikan masjid-masjid cabang. Saat ini telah berdiri 21 masjid cabang di Indonesia. Ada yang di Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Sumatera.
Saat ini Masjid Kapal Munzalan dioperasikan oleh 600 personil yang bekerja full time dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.30 WIB. Seluruh personil bukanlah karyawan profesional, melainkan santri. Setiap santri diberikan amanah dan tanggung jawab oleh Pengasuh dan Pimpinan Masjid untuk mengelola lembaga-lembaga masjid. Para santri yang diberikan amanah disebut dengan Santri Penerima Amanah (SPA).
Para SPA diberikan amanah untuk mengurus berbagai aktivitas yang terbagi ke dalam 5 divisi, yaitu Divisi Staf Khusus Kepengasuhan (SKK), Divisi Amal Pendidikan, Divisi Amal Usaha, Divisi Pusat Dakwah dan Divisi Pusat Pendidikan dan Pelatihan. Setiap divisi mengelola bagian-bagian khusus dan mengelola lembaga-lembaga masjid.
Saat ini terdapat 20 lembaga masjid yang beraktivitas untuk memakmurkan Masjid Kapal Munzalan Indonesia. Lembaga-lembaga masjid itu beraktivitas dalam bidang pendidikan, sosial, dan dakwah. Setiap lembaga masjid telah membuka cabang di berbagai daerah di Indonesia.
Masjid Kapal Munzalan juga memiliki unit-unit usaha produktif yang berada di bawah Divisi Amal Usaha. Saat ini Masjid Kapal Munzalan telah memiliki 6 unit usaha, di antaranya pabrik dan toko roti, mini market, toko merchandise, distribusi sembako, restoran, toko buku, dan sebagainya.
SHARE