Pontianak (Kamis, 10/10/24) – Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran merupakan hal krusial. Partisipasi secara langsung dapat menciptakan pengalaman belajar tersendiri bagi peserta didik. Informasi tidak hanya didapatkan dari satu arah (pengajar), namun anak-anak berkesempatan mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya, berkolaborasi dengan orang lain, bahkan berkomunikasi melalui diskusi ringan. Sebagai upaya memfasilitasi proses tersebut, KB/TK PAS AY Kampus 1 melaksanakan kegiatan percobaan ilmiah selama tiga hari (Selasa, 10/08 s.d Kamis, 10/10). Kegiatan dilakukan secara bergantian sesuai jenjang, mulai dari kelas KB hingga TK B. pada kesempatan ini, anak-anak diajak untuk menguji kandungan zat pada makanan dengan bantuan produk antiseptik yang mengandung providone-iodine (yodium dan PVP). Eksperimen ini mengenalkan anak pada wujud reaksi kimia sederhana dari interaksi yodium dengan ragi pada roti dan interaksi yodium dengan larutan air jeruk. Peserta didik diajak untuk mengenal reaksi kimia melalui keterlibatan langsung dalam praktik sains. Keterlibatan peserta didik diharapkan dapat berdampak positif bagi proses perkembangannya, sekaligus menumbuhkan minat anak pada ilmu pengetahuan.
Bunda guru mengenalkan bahan-bahan percobaan, yaitu potongan roti, air perasan jeruk, cairan antiseptik, dan air dalam wadah. Kemudian, anak-anak diperlihatkan reaksi kimia yang terjadi ketika cairan antiseptik berwarna oren kecoklatan diteteskan ke potongan roti, lalu menyebabkan perubahan warna pada roti. Roti yang semula berwarna putih berubah warna menjadi biru keunguan/hitam. Perubahan tersebut disebabkan adanya reaksi dari pertemuan yodium dengan molekul pati dalam karbohidrat roti. Dengan kata lain, perubahan warna menunjukkan adanya kandungan karbohidrat pada potongan roti. Anak-anak sangat antusias dan tetap tertib dalam kelompok saat Bunda Guru membagikan potongan roti untuk diujicobakan secara mandiri.
Tidak hanya menguji kandungan karbohidrat, anak-anak juga dikenalkan terhadap reaksi kimia dari pertemuan yodium dan vitamin C (yang terdapat dalam peraasan jeruk). Peserta didik sangat bersemangat dan takjub melihat perubahan warna yang terjadi. Air dalam wadah yang dicampur dengan cairan antiseptik menjadi larutan berwarna kuning kecoklatan, perlahan berubah menjadi bening setelah ditetesi perasan air jeruk. Perubahan tersebut disebabkan adanya reaksi dari pertemuan yodium dengan vitamin C dalam perasan air jeruk. Dengan kata lain, perubahan warna menunjukkan adanya kandungan vitamin C dalam perasan air jeruk.
Percobaan ilmiah ini memiliki banyak manfaat yang dapat mendukung tahapan perkembangan anak usia dini lhoo. Dalam satu kegiatan interaktif, anak-anak difasilitasi untuk melatih keterampilan afektif, kognitif, kemampuan motorik halus, dan perkembangan sosial-emosional. Berikut adalah manfaat yang didapatkan dari aktivitas uji kandungan zat pada makanan dengan bantuan cairan iodine.
-
Stimulus afektif diperlukan agar minat belajar dan motivasi anak senantiasa bertumbuh, terutama dalam konteks pembelajaran sains pada jenjang lanjutan. Melalui pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna, diharapkan dapat membangkitkan minat belajar anak, membentuk sikap positif terhadap ilmu pengetahuan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik di masa mendatang.
-
Stimulus kognitif didapat melalui proses pengamatan, perubahan warna, mengenal reaksi kimia sederhana, dan mengenal konsep sebab-akibat. Stimulis kognitif bermanfaat bagi peningkatan kemampuan berpikir kiritis peserta didik, mengembangkan kemampuan problem solving (peneyelesaian masalah), meningkatkan rasa ingin tahu, dan menguatkan pemahaman anak terhadap konsep sains.
-
Stimulus motorik halus anak dilatih dengan aktivitas yang melibatkan koordinasi tangan-mata dan presisi gerakan tangan serta jemari saat menuangkan larutan. Stimulasi ini bermanfaat bagi perkembangan kemandirian, persiapan untuk menulis/menggambar, serta melatih konsentrasi peserta didik.
-
Stimulus perkembangan sosial-emosional bermanfaat bagi perkembangan komunikasi melalui interaksi kepada guru dan teman sebaya, empati (saat melihat teman lainnya berhasil melakukan eksperimen sesuai instruksi), percaya diri (saat berhasil melakukan percobaan ilmiah), pengendalian diri (saat hasil percobaan yang dilakukan tidak sesuai instruksi), serta keingintahuan (memicu rasa ingin tahu, berani bertanya, dan bersemangat mempelajari hal-hal baru). Stimulus ini bemanfaat bagi keteranpilan anak beradaptasi dan pengendalian emosional.
Eksperimen ilmiah sederhana ini juga dapat dilakukan di rumah bersama Ayah/bunda lho… Kehadiran dan pendampingan orang tua berperan penting dalam meningkatkan kepercaya diri, motivasi personal, memfasilitasi pemahaman melalui penjelasan dan komunikasi dua arah (orang tua dan anak), serta pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik secara optimal.