Kubu Raya (Kamis, 16/01/2025) — Birrul walidain (berbakti kepada orang tua) merupakan akhlak yang disampaikan berulang-ulang di seluruh satuan unit pendidikan PMMAY (Pondok Masjid Munzalan Ashabul Yamin), termasuk di Munzalan Aulaadul Yamin School, Kubu Raya. Praktik birrul walidain dikenalkan kepada anak-anak melalui berbagai penjelasan situasional, seperti saat pelaksanaan Character Building di hari Jumat, saat penjelasan materi di kelas, bahkan saat pelaksanaan Cooking Class. Ayah Kukuh—selaku Kepala satuan unit pendidikan—menjelaskan di awal pelaksanaan cooking class, bahwa kegiatan ini merupakan upaya sekolah untuk membekali seluruh santri menuju bulan Ramadhan yang semakin dekat. Beliau berharap seluruh peserta didik dapat berkhidmat kepada orang tua dengan menyediakan takjil yang nikmat.
Kegiatan cooking class di MAY School pada Kamis (16/01) didahului dengan demo pembuatan es buah dan bola-bola coklat. Demonstrasi/peragaan dipandu oleh Bunda Marshita dan Bunda Mira. Para peserta didik diajak untuk menyebutkan nama-nama buah, bahan, serta alat yang dibutuhkan untuk membuat es buah terlebih dahulu. Bunda Marshita juga memberikan contoh teknik mengupas serta memotong buah agar tetap rapi dan memudahkan kita sebagai pembuat es buah. Anak-anak tampak terkesima melihat cara mengupas buah naga yang cenderung berbeda dari buah lainnya. Setelah buah naga, melon, semangka, anggur, dan cincau dipotong, kemudian peserta didik diperlihatkan langkah-langkah membuat campuran gula, susu kental manis, dan sirup yang dilarutkan bersama. Beberapa anak berseru riang dan sangat bersemangat untuk mencoba hidangan es buah yang masih belum jadi tersebut. Setelah itu, para peserta didik ditunjukkan langkah-langkah mencampurkan larutan sirup, potongan buah, serta biji selasih yang telah direndam di air panas agar mengembang, sehingga es buah siap dihidangkan.
Setelah melihat demonstrasi pembuatan es buah, para peserta didik juga diajak untuk melihat cara pembuatan bola-bola coklat. Dimulai dengan menghaluskan biskuit dengan bantuan alu, lalu mencampurkannya dengan susu kental manis, dan diuleni hingga kalis. Adonan yang sudah kalis dibentuk menjadi bola-bola kecil. Sebelum disajikan, bola coklat tersebut diberikan topping sesuai selera, boleh tambahkan keju, atau meises, atau biji wijen dan kacang yang telah dihaluskan. Para peserta didik terlihat sangat antusias ingin mencoba membuat bola-bola coklat tersebut. Namun sebelum itu, beberapa anak dari perwakilan setiap kelas diminta untuk maju dan mendemonstrasikan ulang pembuatan es buah serta bola-bola coklat di hadapan teman-teman. Dengan begitu, anak-anak terfasilitasi untuk mengembangkan kreativitas dan kemandirian, sekaligus berkesempatan mengeksplorasi rasa, tekstur, dan warna makanan. Selain itu, mereka juga belajar untuk bekerja sama dalam tim, menghargai perbedaan, dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan.
Praktik cooking class di kelas masing-masing diarahkan oleh guru kelas. Setiap anak berkesempatan untuk berkontribusi membuat es buah dan bola-bola coklat. Kegiatan ini menjadi salah satu praktik pembelajaran holistik bagi seluruh peserta didik. Anak-anak diajak untuk merasakan pengalaman yang menyenangkan sekaligus bermanfaat. Selain mengenal beberapa teknik memotong buah, peserta didik juga belajar tentang konsep sains, berpikir kritis, dan kreativitas. Anak-anak dilatih untuk mengembangkan keterampilan sosial seperti kerjasama, komunikasi, dan empati. Lebih dari itu, cooking class juga menjadi media pembiasaan nilai-nilai penting seperti kesabaran, kebersihan, dan rasa syukur. Sebagaimana doa baik yang disampaikan Ayah Kukuh, pelaksanaa cooking class juga diharapkan dapat menjadi bekal agar para peserta didik mampu berkhidmat di rumah dengan membuat hidangan sederhana yang nikmat.