FSPP (Forum Silaturrahmi Pondok Pesantren) Mitra Paskas Mempawah Mengadakan acara “Ngaji dan Bersholawat”

Bagikan :

Mempawah (20/02/2025) – FSPP (Forum Silaturrahmi Pondok Pesantren) Mitra Paskas Mempawah Mengadakan acara “Ngaji dan Bersholawat” bersama Santri dan Pimpinan Pondok Pesantren, acara ini sekaligus penutupan haflatul imtihan  Pondok Pesantren Mansyaul Ulum, Tekam baru, Kec. Mempawah Timur Pimpinan KH. Muh. Baris, M.Pd I, Pada hari Kamis 21 Sya’ban 1446 bertepatan pada 20 Februari 2025.

Acara ini tidak hanya dihadiri oleh santri dan pimpinan Pondok Pesantren Mitra Paskas saja, tetapi juga dihadiri oleh beberapa pimpinan pondok pesantren dari Kubu Raya dan Pontianak yang tergabung dalam ASPARAGUS (Aspirasi Para Gus) yaitu Gus Supriadi, Gus Badruttamam, Gus Abdul Bahri, Gus Saiful Bahri, Gus Aminullah, Gus Syahid dan Gus Ojan.

Pengajian ini dimulai dengan pengumuman pemenang-pemanang lomba dan santri teladan pondok pesantren Mansyaul Ulum kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari KH.  Muh. Baris, M.Pd I, selaku tuan rumah. Ia mengucapkan terimakasih kepada semua hadirin yang telah berkenan hadir dan terakhir berpesan kepada semua para santri untuk terus semangat belajar dan terus meningkatkan prestasinya.

Sambutam kedua dari Ketua FSPP Mitra Paskas yaitu Dr. Kyai Muhammad Khoiri, M.Ag yang menjelaskan beberapa program FSPP Mitra Paskas yaitu silaturrahim antar Pondok Mitra setiap bulan, kegiatan rutinan setiap hari besar Islam dan infak bulanan untuk kemaslahatan forum dengan slogan “dari kita kepada kita dan untuk kita”.

Suasana peserta acara

Kemudaian dilanjutkan dengan pembacaan shalawat oleh tim hadrah Al-Baris PP. Mansyaul Ulum dan pengajian kitab Al-Hikam oleh KH. Bukhori, Pimpinan Pondok Pesantren An-Nur sekaligus Pembina FSPP Mitra Paskas Kab. Mempawah.

Dalam penyampaian materinya beliau mengutip pendapat Imam Syafii :

Hayatul Fata Wallahi Bil ilmi Wattuqa

Kehidupan Pemuda, Demi Allah dengan Ilmu dan Takwa

Selain itu beliau juga menjelaskan maqam asbab dan maqam tajrid. Maqam asbab yakti kondisi di mana seorang hamba selalu membutuhkan sarana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Maqam asbab adalah usaha sebagai wujud ibadah.

Bekerja, belajar, atau menggunakan sarana duniawi dengan sungguh-sungguh adalah bentuk kepatuhan terhadap kehendak Allah.

Dimanapun berada dan apapun yang diinginkan, selalu membutuhkan sarana untuk menjalani dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tanpa sarana itu keinginannya tidak akan terpenuhi.

Maqam asbab diposisikan untuk bekerja sebagaimana manusia bumi.

Selanjutnya Maqam tajrid yaitu kondisi di mana seorang hamba tidak lagi terikat dengan asbab (sarana-sarana) dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Maqam tajrid diposisikan untuk ibadah laksana manusia langit.

Syariat dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui tingkatan spiritual seseorang berada di maqam asbab atau tajrid.

Beliau juga berpesan agar kita senantiasa hidup dengan ilmu dan imam serta menjadi orang-orang yang ikhlas dalam beramal sholeh. Tak kalah penting adalah kita hidup ini adalah mencari keridhoan Allah.

Sebelum bubar majelis ini ditutup dengan do’a bersama yang dipimpin oleh Gus Badruttamam (Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Ulum 1 Meranti Kubu Raya).

Setelah kegiatan ini selesai kemudian dilanjutan dengan ramah tamah oleh tuan rumah dengan makan bersama sambil berdiskusi ringan membahas kegiatan dan tukar program antar pondok.

 

Kontributor berita : Muhammad Furqan Abdullah

Berita Populer