
Penulis Chairul Rijal F | Editor Chairul Rijal F
masjidkapalmunzalan.id – Sebagai bentuk ikhtiar membumikan Al-Qur’an dan menumbuhkan semangat kebersamaan dalam ibadah, Masjid Kapal Munzalan Indonesia (MKMI) kembali menggelar Khataman Quran Bahagia Seri ke-65 pada Rabu, 18 Juni 2025. Kegiatan ini dilangsungkan setelah pelaksanaan salat Dzuhur berjamaah dan diisi dengan tausiyah penuh makna oleh Ustaz Andika Putra Rianda.
Acara ini turut dihadiri oleh Pengasuh MKMI KH. Luqmanulhakim (Ayahman), jajaran pengurus pusat, serta para Santri Penerima Amanah (SPA) Masjid Kapal Munzalan Indonesia.
Dalam sambutan awalnya, Ustaz Andika menyampaikan bahwa salah satu bukti nyata bahwa Masjid Kapal Munzalan adalah ruang yang hidup dan dinamis adalah hadirnya jamaah yang aktif mengikuti berbagai kegiatan pembinaan ruhiyah secara rutin.

Makna Tadabbur dalam Surah Al-Falaq
Pada kesempatan tersebut, Ustaz Andika mengajak jamaah untuk memperdalam makna tadabbur dari surah pelindung, yaitu Surah Al-Falaq. Ia menekankan bahwa makna perlindungan dalam surah ini bukan sekadar bentuk penjagaan lahiriah, melainkan juga perlindungan dari sisi spiritual dan batiniah manusia.
Terkhusus pada Surah Al-Falaq ayat 1:
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ١
“Katakanlah (Muhammad), Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh).”
Ustaz Andika mengulas tafsir dari Ibnu Katsir, bahwa kata falaq bukan hanya bermakna waktu subuh secara literal, namun merupakan metafora atas retaknya kegelapan malam oleh cahaya, terbukanya jalan dari kebuntuan, hingga terangnya batin oleh petunjuk ilahi. Oleh karena itu, waktu subuh dijadikan dasar nilai oleh MKMI dalam program Masjid Subuh Quran (MSQ), sebagai simbol dari transformasi ruhani menuju cahaya kebaikan.

Tiga Jenis Serangan dalam Surah Al-Falaq
Lebih lanjut, beliau menyampaikan tiga jenis serangan spiritual yang dikandung dalam ayat-ayat berikutnya:
-
Serangan makhluk yang diciptakan (Ayat 2)
“Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,”
Menunjukkan bahwa kejahatan bukan berasal dari Allah, melainkan dari makhluk yang menyalahgunakan kehendak bebasnya. -
Serangan dari gelapnya malam (Ayat 3)
“Dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,”
Diinterpretasikan sebagai simbol dari kebingungan, ketidaktahuan, dan ancaman tersembunyi. -
Serangan buhul sihir dan hasutan halus (Ayat 4–5)
Ayat ini menggambarkan efek negatif yang muncul dari hasutan, fitnah, manipulasi, hingga penyakit hati berupa hasad (dengki) yang halus tapi mematikan.
Melalui tausiyah ini, para jemaah diajak untuk merenungi kembali pentingnya berlindung kepada Allah dari segala bentuk kegelapan—baik yang tampak maupun yang tersembunyi—dan memperkuat spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. Semoga tadabbur dari surah Al-Falaq menjadi bahan refleksi yang mendalam dan memperkuat ikatan kita dengan Al-Qur’an sebagai sumber petunjuk, cahaya, dan perlindungan. (*)