Kubu Raya (1/11/2024) – Rezeki halal adalah sumber keberkahan dalam kehidupan. Ia bukan hanya sekadar materi, tetapi juga menjadi penentu ketenangan hati dan kebahagiaan yang hakiki. Dalam mencari rezeki, setiap individu dihadapkan pada berbagai pilihan, dan pilihan untuk memperoleh penghasilan yang halal menjadi jalan yang penuh nilai dan kemuliaan.
Rezeki yang halal diperoleh dengan usaha yang bersih dan niat yang tulus. Bukan hanya dilakukan karena untuk memperkaya diri dengan harta, tetapi juga menumbuhkan ketenangan jiwa dan mendekatkan diri pada ridha Allah. Sebab, rezeki yang didapat dan digunakan dengan cara yang benar akan membawa kebaikan yang besar, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekitar kita.
Pada pekan ini khutbah Jumat di Masjid Kapal Munzalan Indonesia membahas mengenai rezeki dengan tema : “MENGKONSUMSI SESUATU YANG HARAM” yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Adia Nugraha.
Berikut ini isi teks khutbah Jumat tersebut :
الحَمدُ للِهّ رَِٰبِّ العۡلَٰمَيِنَ، نَحۡمَدُه وَنسَۡتعَيِنۡهُ وَُنسَۡتغَْفرِهُ،ُ وَنعَوُۡذُباِللهِّٰ مِنۡ شرُوُۡرِ أَ نفُۡسِناَ، وَمِنۡ سَي ئَِّ اتِ
أَعۡماَلنِاَ، مَنۡ يَهدِۡهِ اللهّٰ فلَاَ مضُِلَّ لهَ،ُ وَمَنۡ يضُۡللِۡ فلَاَ هاَدِيَ لهَ،ُ
أَ شۡهدَ أَُن لَّا إِ لهٰ إَِ لَّا اللهّٰ وَُحۡدَه لَُا شرَِيكَۡ لهَ، و أََ شۡهدَ أَُنَّ مُحَمَّدًا عَبدُۡه وَُرَسُولهُ،ُ اللهّٰمَُّ صَلِّ علَىَ سَيدِِّناَ محُمََدٍّ
بنِْ عَبدِْ الله، وَعلَىَ آلهِِ و أََصۡحاَبهِِ وَمَنْ وَالَاه.
فيَاَ أَ يُّهاَ الْم ؤُْمِنوُن، اتَقُّوا الله، قاَلَ اللهّٰ تُعَاَليٰ فيِ القُۡراۡنِٰ ا لكۡرَِيۡمِ: )يٓ أََٰ يُّهاَ ٱلَذِّينَ ءاَمَنوُا ٱتَقُّوا ٱللَهّ حََقَّ تقَُاتهِِۦ
وَلَا تمَوُتنَُّ إِ لَّا وَ أَ نتمُ مُّسۡلمِوُنَ( أَ مَّا بعَۡدُ :
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Alhamdulillah, puji syukur kita ucapkan kepada Allah Subhanahu wata’ala atas kelimpahan nikmatNya; Syukur dengan lisan untuk mengucapkan alhamdulillahi rabbil’alammin.
Syukur selanjutnya adalah dengan hati untuk selalu yakin dan taat kepada Allah.
Syukur yang selanjutnya adalah dengan amal sholeh sebagai bentuk syukur kepada Allah.
Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena dengan ajaran yang ia bawa sebagai rasul, kita bisa mengerti perbedaan haq dan bathil, kita faham apa yang harus kita tinggalkan (kejahiliyahan) dan apa yang senantiasa harus kita amalkan, sehingga kita sebagai ummatnya mengerti dan bisa terus berproses untuk menjadi hamba yang Allah mau.
Marilah pula kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Islam memerintahkan umatnya untuk selalu mengkonsumsi makanan yang baik dan halal. Perintah ini sangat jelas disebutkan dalam Alquran dan hadits. Diantara dalil hadits yang menyebutkan bahaya mengkonsumsi makanan haram. Misalnya hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berikut:
كلُُّ لَحمٍْ نبَتََ مِنْ حَرَامٍ فاَلنَاّر اُوَْلىٰ بهِٖ
“Setiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram, maka api neraka lebih utama baginya (lebih layak membakarnya).” (HR At-Thabrani).
Hadits ini mengisyaratkan bahwa, makanan adalah sumber dari segala sumber bagaimana manusia bisa tumbuh dan berkembang. Maka jagalah makanan itu dari hal-hal yang tidak baik dan haram. Karena apabila kita mengkonsumsi makanan yang haram, maka bisa jadi penyebab lahirnya perbuatan yang mengarah pada siksa api neraka. Neraka yang dimaksud bukan hanya neraka di akhirat saja, namun juga neraka di dunia yang sudah bisa dirasakan hari ini.
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Kita sebagai kepala keluarga harusnya sudah mulai sadar dan peduli tentang kualitas harta yang kita bawa ke rumah, karena bisa jadi hidup yang sedang dijalani hari ini adalah neraka karena tidak adanya ketenangan, kebahagiaan, keberkahan dan keistiqomahan dalam kebaikan. Karena rezeki haramlah menjadi penyebab semua kebaikan dicabut oleh Allah. Beberapa dampak buruk mengkonsumsi sesuatu yang haram diantaranya:
1. Tertolaknya Amal Ibadah
Orang yang mengonsumsi makanan haram amal ibadahnya tidak diterima oleh Allah Subhanahu wata’ala. Semua ibadahnya akan percuma. Sedekah yang ia keluarkan bernilai sia-sia. Shalatnya pun hanya tinggal gerakannya saja, tanpa ada pahalanya.
Ketika Saad bin Abi Waqqash meminta nasihat kepada baginda Nabi supaya doa-doanya dikabulkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Wahai Saad, perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal), niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan, demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari. Dan, seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak untuknya.” (HR Thabrani).
2. Terabaikannya doa
Dampak buruk kedua dari memakan makanan haram adalah tidak dikabulkannya doa pelakunya oleh Allah Subhanahu wata’ala.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (thayyib), tidak menerima kecuali yang baik (thayyib). Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul.
Allah Ta’ala berfirman:
﴾ ياَ أَ يُّهاَ الرُسُّلُ كلُوُا مِنَ الطَّيبِّاَتِ وَاعْملَوُا صَالِحاً إِۖ نيِّ بمِاَ تعَْمَلوُنَ علَيِم ﴿ٌ ٥١
Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Mu’minun: 51).
Dan Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’ (QS Al-Baqarah: 172).
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian, rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR Muslim)
3. Terkikisnya iman
Dampak buruk ketiga dari memakan yang diperoleh dengan cara bathil adalah terkikisnya iman. Artinya, semakin sering seorang Muslim memakan makanan haram, baik haram zatnya maupun cara memperolehnya, akan semakin cepat pula imannya terkikis. Mengenai dampak buruk yang ketiga ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah peminum khamar, ketika ia meminum khamar, termasuk seorang mukmin.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kemaksiatan dan dosa akan mengiringi langkah setiap orang yang tidak memiliki keimanan kepada Allah SWT. Muslim yang tidak memiliki keimanan, dia tidak termasuk golongan yang dimuliakan Allah Ta’ala.
4. Mengeraskan Hati
Memakan makanan haram dapat mengeraskan hati pelakunya. Ketika hati sudah keras, tidak akan ada cahaya kebenaran yang terpancar darinya, walau hanya setitik. Hati yang keras akan jauh dari kebenaran Allah Ta’ala. Karena itu, apabila seseorang sulit menerima kebenaran bisa jadi yang bersangkutan adalah sering mengkonsumsi makanan atau minuman haram.
Harta halal yang dikonsumsi akan mencondongkan kita pada ketaatan dan harta haram akan condong pada kemaksiatan.
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Marilah kita bermuhasabah, berintrospeksi kepada diri kita sendiri, kenapa kehidupan yang kita jalani bisa serumit ini? kenapa keluarga yang kita perjuangkan tetapi malah mengecewakan? kenapa masalah sederhana yang ada malah menjadi masalah besar yang tidak berhenti mengejar? Mungkin sering kita bertanya, apa salah ku selama ini? bisa jadi kualitas harta yang kita cari adalah sumber masalahnya. Semoga kita bisa Allah bukakan pintu-pintu rezeki baru, yang halal, yang banyak, yang berkah, tanpa harus bermaksiat kepada-Nya.
أَ قوٌلُ قوَْليِ هذََا وَاسَْتغَْفرِ اُلله لَيِ وَ لكَمُْ وَلسَِا ئِ رِ المْسُْلمِيِنَْ مِنْ كلُِّ ذَنْبٍ
ف أََ سْتغَْفرِهُ إُِ نَهّ هُوُ اَلغْفَُور اُلرَحِّيمُ
Khutbah Ke dua
الَْحمَدُْ للهِ، وَالصَّلاَة وَُالسَّلاَم عُلَىَ سَيدِِّناَ محُمََدٍّ رَسُوْلِ اللهِ، وَعلَىَ آلهِِ وصََحبْهِِ وَمَنْ وَالَاه،ُ و أََ شْهدَُ أَنْ ●
لَّا إِ له إَِ لَّا الله،ُ و أََ شْهدَُ أَنَّ سَيدَِّناَ محُمََدًّا عَبدُْه وَُرَسُوْلهُ.ُ أَ مَّا بعَْدُ،
فإِ نَيِّ أُوْصِيكْمُْ وَنفَْسيِْ بتِقَْوىَ اللهِ القَْا ئِ لِ في مُحكَْمِ كتِاَبهِِ: فمَنَْ كَانَ يرَْجُو لقَِاء رََبهِِّ فلَيْعَْمَلْ عمَلَاً ●
صَالِحاً وَلَا يشُرِْكْ بعِبِاَدَةِ رَبهِِّ أَحدًَا )ا لكهف: ١١٠ (
اللَّهمَُّ صَلِّ علَىَ نبَيِنِّاَ محُمََّدٍ وَعلَىَ آلهِِ وَمَنْ تبَعِهَمُْ بإِِحْسَانٍ إِ لىَ يوَْمِ الدِّينِْ ●
امََّا بعَْدُ : فيَاَا يَُّهاَالنَّاسُ !! اتَِّقُواالله تَعَاَلىَ. وَذَروُالفَْواَحِشَ مَاظَهَروََمَابطََنْ. وَحاَفظُِوْاعلَى اَلطَّاعةَِ. ●
وَاعْلمَوُْاانََّ الله اَمَرَكَمُْ ب أَِ مْرٍ بدَ أََ فيِهِْ بنِفَْسِهِ. وَثنََّى بمِلَا ئَِ كةَِ قدُْسِهِ. فقََالَ تعَاَلىَ: انَِّ الله وََمَلا ئَِ كَتهَُ ●
يصَُلُّوْنَ علَى اَلنَّبِىْ ياَ يَُّهاَالَّذِينَْ آمَنوُْاصَلُّوْاعلَيَهِْ وَسَلمِّوُْا تسَْليِمًْا
الَلَّهمَُّ صَلِّ علَىَ محُمََّدٍ وَعلَىَ آلِ محُمََّدٍ كَماَ صَلَّيتَْ علَىَ إِ بْراَهِيْم وََعلَىَ آلِ إِ بْراَهِيْم،َ وَباَرِكْ علَىَ محُمََّدٍ ●
وَعلَىَ آلِ محُمََّدٍ كَماَ باَركَْتَ علَىَ إِ بْراَهِيْم وََعلَىَ آلِ إِ بْراَهِيْم،َ إِ نَّكَ حَمِيدٌْ مَجيِدٌْ
اللهمَُّ اغْفرِ لْلِْمسُْلمِيِنَْ وَالمسْلمِاَتِ وَالم ؤْمِنيِنَْ وَالم ؤْمِناَتِ ال أَحْياَءِ مِنْهمُْ وَال أَ مْواَتِ إِ نَّكَ سَميِعٌْ قرَِيْبٌ ●
مُجيِبُْ الدَّعْوةَِ
اللَهّمَُّ أَعِزَّ الإِ سْلامََ وَالمْسُْلمِيِنَْ، الَلَهّمَُّ العْنَْ كَفَرةَ أََهْلَ الكْتِاَبِ الَذِّينَْ يصَُدُّونَ عَنْ سَبيِلْكَِ ●
وَ يكُذَِّبوُنَ رسُُلكََ وَ يقَُاتلِوُنَ أَ وْليِاَ ئَ كَ
الَلَهّمَُّ انصْرُِ المْجُاَهِدِينَْ فيِْ فلِسِْطِينَْ، اللَهّمَُّ انصْرُْهمُْ علَىَ أَ عْدَاءِهِمْ وَمَنْ عاَوَنَهمُْ مِنَ المْنُاَفقِيِنَْ، ●
اللَهّمَُّ سَدِّدْ رَمْيهَمُْ وَوَحِّدْ صُفُوْفهَمُْ، وَاجْمعَْ كَلمِتَهَمُْ علَىَ الْحقَِّ، ياَ حَيُّ ياَ قيَُوّْمُ
رَبَّناَ لَا تزُِغْ قلُوُبنَاَ بعَْدَ إِ ذْ هدََيتْنَاَ وَهبَْ لنَاَ مِنْ لدَنُكَْ رَحْمةَ إًِۚ نَّكَ أَ نْتَ الوْهََّابُ ●
رَبَّناَ أَ رِناَ الْحقََّ حَقًّا، وَارْزقُنْاَ اتبِّاَعهَ.ُ ،و أََ رِناَ البْاَطِلَ باَطِلا،ً وَارْزقُنْاَ اجْتنِاَبهَُ ●
رَبَّناَ هبَْ لنَاَ مِنْ أَ زْوَاجِناَ وَذُرِّيَّاتنِاَ قرَُّة أََ عْينٍُ وَاجْعلَنْاَ للِْمتَُّقيِنَ إِ مَامًا ●
اللَّهمَُّ إنَّا نسَْ أَ لكَُ الهدَُى ، والتُّقَى ، والعفََافَ ، والغنِىَ ●
رَبَّناَ آتنِاَ فيِ الدُّنْياَ حَسَنةَ وًَفيِ الْآخِرَةِ حَسَنةَ وًَقنِاَ عذََابَ النَّارِ ●
وَصَلَّى الله عُلَىَ نبَيِنِّاَ محُمََّدٍ وَعلَىَ آلهِِ وصََحبْهِِ و مََنْ تبَعِهَمُْ بإِِحْسَانٍ إِ لىَ يوَْمِ الدّينْ ●
وَآخِر دَُعْواَناَ أَنِ الْحمَدُْ لله رَبِّ العْاَلمَيِنَْ ●
إنَّ الله يَأَْ مرُُ باِلعْدَْلِ وَالْإحْسَانِ وإَِ يْتاَءِ ذِي القُْربْىَ وينَْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمْنُكْرَِ وَالبغَْيِ، يعَظُِكمُْ لعَ لََكّمُْ
تذَكََّروُْنَ. فاَذكرُوُا الله اَلعْظَِيْم يَذَْكرُكْمُْ وَلذَكِْر اُللهِ أَكْبرَ
و أََ قيِمۡوُۡا الصَّلاَة…