Kubu Raya, Kamis (5/12/2024) — Masjid Kapal Munzalan Indonesia (MKMI), Kalimantan Barat, menerima kunjungan silaturrahim rombongan tamu dari Aceh. Mereka adalah para pengasuh dari pondok yang ternyata merupakan pondok mitra penerima manfaat Gerakan Infaq Beras (GIB) Aceh.
Rombongan yang berjumlah 27 orang ini datang sesaat sebelum azan salat Zuhur berkumandang. Mereka merupakan keluarga Alm. K.H. Teungku Muhammad Daud Zamzami yang merupakan ulama besar sekaligus mantan ketua Persatuan Tarbiyah Islamiyah Aceh dan mantan ketua Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh.
Ayahman menyambut hangat dan penuh akrab di Rumah Khidmat Masjid. Usai jamuan makan, acara dibuka dengan sambutan perkenalan dari Abu H. ‘Athailah Ishaq selaku perwakilan tamu. Menariknya, meski sudah menerima beras setiap bulan, mereka tidak pernah tahu Munzalan itu seperti apa.
Qadarullah, rombongan ini bertujuan untuk menghadiri acara pernikahan keluarga mereka di Pontianak. Dan mereka baru mengetahui bahwa pusat GIB itu berada di Pontianak sehingga mereka ingin bertemu. Wasilah pondok yang disokong kebutuhan berasnya oleh GIB Aceh-lah yang mendasari kunjungan ini.
Ada 2 pondok penerima manfaat. Pertama berjarak 2 km dari bandara dengan jumlah santri sekitar 1500-an, dan pondok kedua berjarak 5 km dari bandara dengan jumlah santri sekitar 3000-an. Mereka menyampaikan ucapan terima kasih sebagai pondok mitra penerima manfaat GIB Aceh.
Ini adalah kali pertama mereka datang ke Pontianak, ada yang baru tiba kemarin, bahkan ada yang dari pekan lalu sudah datang. Di sela waktu luangnya mereka isi dengan berkunjung ke Munzalan.
Ayahman menceritakan tentang sejarah Masjid Kapal Munzalan dan fungsi masjid yang semestinya sebagai jembatan amal soleh, mempertemukan orang baik dengan orang yang membutuhkan. Dengan analogi jembatan yang bentuknya “baring” sehingga dapat diinjak dan dilewati, maka tidak berharap pujian dan berbuat bukanlah karena manusia. Ayahman mengimbau agar umat dapat berjamaah bukan bergerombol. “Seperti salat berjamaah, meski hanya berdua tapi dihitung 27 derajat,” jelasnya.
Ia menuturkan ada 5 potensi internal yang kadang terlupa oleh kiai pondok karena sudah lelah dengan kompleksitas permasalahan sehari-hari, yakni:
1. Kiai punya pengaruh (rekomendator)
2. Santri
3. Alumni (adanya ikatan)
4. Wali santri
5. Muhibbin
Pertemuan ini juga menayangkan dokumentasi video yang memperlihatkan kegiatan Masjid Kapal Munzalan, seperti berbagi buah dengan tetangga, Prasmanan Munzalan (Praza), dan kegiatan lainnya.
Tengku Nurhaida salah satu rombongan mengatakan merasa termotivasi dan tertarik meniru jejak Munzalan, “Termotivasi, karena punya yayasan, pengen seperti Munzalan, ada ketertarikan untuk merekrut jamaah, massa, bisa mencontoh akhlak Rasulullah,” paparnya.