
Kubu Raya, (08/02/2025) – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, Kampoeng Ramadhan Munzalan 1446 H mengusung konsep Less Waste sebagai bagian dari komitmennya untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, Munzalan mengundang Forum Komunitas Hijau Pontianak untuk memberikan edukasi kepada Santri Masjid Kapal Munzalan tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bijak dan ramah lingkungan. Acara yang diselenggarakan di masjid pada Sabtu, 8 Februari 2025 ini dihadiri oleh puluhan santri yang menyimak dengan penuh perhatian dan antusias.
Nurussa’adah Yusfar, perwakilan dari Panitia Kampoeng Ramadhan Munzalan 1446 H, menjelaskan latar belakang konsep baru yang diusung tahun ini, yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ini didasari oleh peningkatan jumlah sampah yang signifikan selama bulan Ramadhan. Sehingga konsep ini bertema “Dari Sampah Jadi Berkah (DSJB).”
Hani, perwakilan dari Forum Komunitas Hijau Pontianak, mempresentasikan edukasi mengenai pemilahan dan pengelolaan sampah. Ia mengungkapkan bahwa di daerah Pontianak, dalam sehari dapat dihasilkan sekitar 411 ton sampah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 306 ton sampah terbuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sementara sisanya diolah, baik dengan cara dijual kepada pengepul, disalurkan ke bank sampah, dibuang ke TPS, atau diproses di pusat daur ulang.

Kesenjangan Persepsi Mengenai Sampah
Ia mengungkapkan adanya kesenjangan persepsi yang beredar di masyarakat mengenai pengertian sampah, di mana kebanyakan orang akan berpikir bahwa sampah hanya berupa botol plastik, plastik kresek, sedotan, dan sebagainya. Jika merujuk pada UU RI No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah adalah barang atau benda yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Contohnya termasuk tisu, lidi, kapas, dan sampah residu lainnya. Sehingga, barang yang masih bisa dipakai seharusnya dapat dimanfaatkan kembali.
Hani menjelaskan jenis-jenis sampah yang terdiri dari: 1) Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), contohnya pecahan kaca, limbah rumah sakit, baterai bekas, oli bekas, bahan kimia; 2) Sampah Organik, contohnya sisa sayur, buah, daun, dan lain-lain; serta 3) Sampah Anorganik atau Non-Organik.
Ia juga menjelaskan tentang Green Lifestyle yang disingkat 6R, yaitu Rethink, Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, dan Repair.
Rethink
Rethink yaitu berpikir ulang sebelum membeli atau menggunakan barang, apakah barang tersebut benar-benar diperlukan, adakah alternatif yang lebih ramah lingkungan, dan apa dampaknya terhadap lingkungan.
Refuse
Refuse yaitu menolak produk atau barang yang tidak ramah lingkungan, seperti sedotan (tidak bernilai ekonomis), sterofoam (tidak dapat terurai), dan kantong plastik.
Reduce
Reduce yaitu mengurangi/membatasi produksi sampah, seperti botol kemasan yang baru terurai di alam selama 450 tahun, kemudian makan dengan habis karena dapat mengurangi gas metan, dan menghemat energi dalam rangka mengurangi peningkatan emisi gas rumah kaca.
Reuse
Reuse yaitu menggunakan kembali barang yang sudah ada, seperti penggunaan tumbler, tas belanja guna ulang, dan pakaian.
Recycle
Recycle yaitu mendaur ulang. Contohnya membuat pupuk kompos, daur ulang kertas, dan daur ulang plastik.
Repair
Repair yaitu memperbaiki barang yang rusak. Contohnya memperbaiki barang elektronik yang rusak, menjahit pakaian yang robek, dan memperbaiki sepatu dengan reparasi.
Tips Memulai Gaya Hidup Berkelanjutan
Setidaknya, menurut Hani, ada 4 hal yang bisa diterapkan untuk memulai gaya hidup berkelanjutan, di antaranya:
- Mulai dari diri sendiri
- Mulai dari hal kecil
- Konsisten
- Berbagi pengalaman
Dengan penerapan konsep “Dari Sampah Jadi Berkah (DSJB)”, Masjid Kapal Munzalan memiliki doa dan tujuan untuk mengurangi dampak sampah. Upaya ini tidak hanya terbatas pada bulan Ramadhan, tetapi juga berkelanjutan. Diharapkan, program ini tidak hanya mengedukasi santri tentang pentingnya pengelolaan sampah, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.