Kubu Raya – Masjid Kapal Munzalan Indonesia (MKMI) kembali menggelar Ifthor Akbar 1446 H pada Kamis, (20/3/2025), merupakan sebuah acara tahunan yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan “Kampoeng Ramadhan Munzalan 1446 H”.
Acara yang berlangsung di Masjid Kapal Munzalan Indonesia ini dihadiri oleh sekitar 500 peserta, mulai dari pengurus, santri MKMI di Kubu Raya dan Pontianak, hingga keluarga besar Munzalan.
Ifthor Akbar diselenggarakan sebagai bentuk ukhuwah dan silaturahmi yang mempererat kebersamaan antara seluruh santri dan keluarga mereka di bulan suci Ramadhan.

Rangkaian Acara Ifthor Akbar
Acara dimulai sejak ba’da ashar berjamaah, diawali dengan Khataman Quran Bahagia, yang sudah seperti agenda rutin bulanan di Munzalan dalam upaya semakin mendekatkan santri kepada Al-Qur’an.
Suasana semakin semarak dengan pengumuman para pemenang May Ramadhan Championship, yang menjadi ajang kompetisi siswa SD di sekitar Kubu Raya dengan bermacam cabang perlombaan mulai dari kaligrafi, syarhil Qur’an, adzan, dll.
Selanjutnya, hadirin diajak menyaksikan live report suasana Ifthor Akbar dari MKMI Wilayah Indonesia Bagian Timur (IBT) dan Kalimantan 2.
Setelah itu, sesi penyerahan Haya (Hadiah Hari Raya) secara simbolis kepada santri MKMI sebagai wujud berbagi kebaikan kepada seluruh santri MKMI.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan penayangan beberapa program Munzalan, yang menampilkan berbagai inisiatif dakwah dan pemberdayaan masyarakat.
Setelah itu, seluruh peserta melaksanakan sujud syukur bersama sebagai wujud rasa syukur atas pencapaian Baitulmaal Munzalan Indonesia (BMI) yang telah meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam audit keuangan, serta Baitul Waqaf Munzalan Indonesia (BWMI) yang kini telah memperoleh legalitas resmi dalam pengelolaan wakaf.
Sebelum berbuka puasa, peserta menyimak nasihat dari Tok Ya dan Ayahman, yang memberikan pesan dan motivasi tentang istiqamah dalam dakwah dan arti perjuangan dalam membangun Munzalan.
Tiba saat adzan Maghrib berkumandang, seluruh peserta berbuka puasa bersama, dilanjutkan dengan shalat Maghrib berjamaah.
Seusai shalat Isya berjamaah, acara dilanjutkan dengan kultum dari juara 1 Syarhil Qur’an May School Championship yang disampaikan oleh tiga santri dari SDIT Al Karima Kubu Raya, yakni M. Yusuf Wildan, Fatih Tiham, dan Zulfan Tihami.

Petuah Tok Ya: Dakwah Terus Sampai Mati
Dalam sesi nasihatnya, Tok Ya mengulas kembali sejarah awal berdirinya Munzalan dan prinsip utama yang terus dipegang teguh, yakni:
“Masjid tempatnya, Subuh waktunya, Qur’an kontennya.”
Beliau menegaskan bahwa dakwah adalah perjuangan yang harus dijalankan hingga akhir hayat, ukhuwah harus dijaga hingga surga, dan istiqamah harus dilakukan hingga Jannah.

Petuah Ayahman: Perjuangan dalam Dakwah dan Kepelitan Ekstrem
Dalam sesi berikutnya, Ayahman menekankan pentingnya memahami perbedaan antara “penting” dan “kepentingan”. Jika seseorang memahami perbedaannya, maka ia akan mengetahui rasanya.
Salah satu hal yang dinyatakan penting adalah makna sujud syukur yang baru saja dilaksanakan.
Ayahman mengulas betapa panjangnya perjalanan Munzalan dalam memperoleh legalitas di atas, sebuah pencapaian yang didapatkan dengan perjuangan.
Di antara pencapaian yang diraih, Baitulmaal Munzalan Indonesia (BMI) kini telah memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam audit keuangannya, sebuah pengakuan bahwa pengelolaan keuangan lembaga ini telah memenuhi standar transparansi dan akuntabilitas tertinggi, sehingga sudah menjadi Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang sangat baik.
Sementara itu, Baitul Waqaf Munzalan Indonesia (BWMI) yang sudah memiliki legalitas penuh dalam pengelolaan wakaf, memastikan bahwa setiap aset yang diamanahkan dapat dikelola secara profesional dan berkelanjutan.
Ayahman menegaskan bahwa perjuangan selama 14 tahun dalam memperoleh legalitas ini tidaklah mudah. Banyak tantangan, cacian, dan ujian yang dihadapi, namun dakwah tidak boleh berhenti.
Bahkan, di Munzalan, ada pejuang yang mengurus umrah orang lain sementara dirinya sendiri belum pernah berangkat umrah. Inilah bentuk perjuangan melawan kepelitan ekstrem, yaitu sikap yang hanya memikirkan diri sendiri.
Berkaitan dengan hal ini, beliau menjelaskan makna zikir ke dalam dan zikir ke luar. Zikir ke dalam adalah menguatkan diri sendiri dengan membaca Al-Qur’an dan beribadah secara pribadi.
Sementara itu, zikir ke luar adalah memikirkan bagaimana Al-Qur’an juga menjadi bagian dalam kehidupan orang lain, bagaimana mendorong mereka untuk membaca, menghafal, dan mengamalkan isinya.

Pengundian Kupon Berhadiah Umroh
Setelah sholat tarawih berjamaah, acara dilanjutkan dengan pengundian kupon, yang menjadi salah satu momen paling dinantikan oleh peserta. Hadiah utama dalam pengundian ini adalah sebuah tiket umroh.
Keberuntungan akhirnya jatuh kepada salah satu peserta yang berhak mendapatkan tiket umroh gratis. Suasana haru dan bahagia pun terasa, menambah kebersamaan di antara seluruh peserta yang hadir.
Selain itu, seluruh santri MKMI juga menerima Haya, sebagai bentuk kepedulian dan kebersamaan dalam menyambut hari raya.

Penutup: Semangat Dakwah yang Tak Pernah Padam
Ifthor Akbar 1446 H di Masjid Kapal Munzalan bukan sekadar acara buka puasa bersama, tetapi menjadi ajang memperkuat ukhuwah, meneguhkan komitmen dakwah, dan menanamkan semangat perjuangan di hati setiap santri dan peserta yang hadir.
Dengan menjunjung tinggi tiga prinsip utama, Masjid sebagai pusat ibadah, Subuh sebagai momentum kebangkitan, dan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, Munzalan terus bergerak memberikan manfaat bagi umat.
Berita terkait:
Kampoeng Ramadhan Munzalan 1446 H Dimulai: Fun Walk dan Donor Darah Jadi Agenda Pembuka