Khataman Quran Bahagia Seri ke-68: Syafaat Rasulullah, Adab Minum, dan Kisah Imam Abu Dawud

Bagikan :
TAUSIYAH – Ustaz Adam Pratama menyampaikan Tausiyah Khataman Quran Bahagia Seri 68 MKMI pada Selasa (16/9). (Foto Chairul Rijal Fitriandi)

masjidkapalmunzalan.id – Masjid Kapal Munzalan Indonesia (MKMI) kembali menggelar Khataman Quran Bahagia Seri ke-68, bertepatan dengan momen spesial Maulid Nabi Muhammad Saw. Acara yang berlangsung pada Selasa (16/9) ini diisi dengan tausiyah mendalam dari Ustaz Adam Pratama.

Turut hadir dalam acara ini Ketua Umum Masjid Kapal Munzalan Indonesia (MKMI), Banjiruddin, serta para pengurus pusat dan santri MKMI.

Dalam pengantar awal tausiyah Ustaz Adam mengajak jemaah untuk melakukan muhasabah, yaitu merenungi sejauh mana kita telah mengimplementasikan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Ia menekankan pentingnya menyelesaikan permasalahan hidup dengan bimbingan Al-Qur’an, bukan hanya mengandalkan diri sendiri.

Nabi Muhammad Saw Memberikan Syafaat untuk Umatnya

Dalam tausiyahnya, Ustaz Adam Pratama menyampaikan hadis sahih tentang syafaat (pertolongan) dari Rasulullah Saw. Beliau menukil dua riwayat, yaitu dari Sahih Bukhari dan Sahih Muslim.

Dalam riwayat Bukhari, Rasulullah Saw bersabda: “Setiap nabi memiliki satu do’a yang sungguh jika ia berdoa dengannya maka akan dikabulkan, maka aku jadikan satu doaku menjadi syafaat untuk umatku pada hari kiamat.”

Sementara itu, dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda: “Setiap nabi memiliki do’a mustajab (pasti dikabulkan), maka setiap nabi menyegerakan do’anya, dan sungguh aku menyimpan do’aku sebagai syafaat untuk umatku pada hari kiamat.”

Ustaz Adam menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan betapa besar cinta Rasulullah Saw kepada umatnya. Beliau memilih untuk tidak menggunakan satu doanya yang mustajab di dunia, melainkan menyimpannya sebagai bentuk pertolongan bagi umatnya di hari kiamat kelak.

Ilustrasi Adab Minum (Foto. Net)

Adab Minum Ala Rasulullah Saw

Selain membahas tentang syafaat, Ustaz Adam juga mengupas tuntas adab minum sesuai sunnah Rasulullah Saw, yang merupakan bagian dari kebaikan syafaat beliau. Beberapa adab tersebut antara lain:

  1. Membaca Bismillah: Mengawali minum dengan membaca bismillah, seperti halnya sebelum makan. Dengan membaca bismillah, setan akan menjauhi makanan dan minuman yang kita konsumsi.
  2. Menggunakan Tangan Kanan: Minum dengan tangan kanan dan tidak menggunakan tangan kiri, karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya.
  3. Duduk Saat Minum: Rasulullah Saw melarang keras minum sambil berdiri. Jika lupa dan terlanjur minum sambil berdiri, dianjurkan untuk memuntahkannya.
  4. Tidak Bernapas di dalam Gelas: Dianjurkan untuk bernapas sebanyak tiga kali saat minum, dengan mengambil napas di luar gelas.

Kisah Imam Abu Dawud Membeli Surga dengan Satu Dirham

Untuk menggambarkan pentingnya adab dan kebaikan, Ustaz Adam menceritakan kisah inspiratif Imam Abu Dawud. Alkisah, saat berada di kapal, Imam Abu Dawud meminjam satu dirham untuk diberikan kepada seorang pemuda yang baru saja bersin. Imam Abu Dawud mendoakan pemuda itu dengan ucapan “Yarhamukallah,” yang merupakan jawaban atas ucapan “Alhamdulillah” dari orang yang bersin.

Tindakan ini membuat teman Imam Abu Dawud heran. Namun, malam harinya, semua penumpang kapal bermimpi mendengar suara tanpa wujud yang mengatakan, “Wahai seluruh penumpang kapal, apakah kalian tahu salah seorang penumpang kapal yang bernama Abu Dawud? Hari ini dia telah membeli surga dengan satu dirham yang diberikan kepada pemuda yang bersin tadi.”

Kisah ini menunjukkan bahwa adab sederhana seperti mendoakan orang yang bersin memiliki keutamaan luar biasa di sisi Allah SWT.

Ilustrasi (Foto.Net)

Al-Qur’an sebagai Penuntun Kehidupan

Di akhir tausiyahnya, Ustaz Adam Pratama menampilkan sebuah ilustrasi yang menggambarkan makna mendalam dari doa khatamul Qur’an. Gambar tersebut menunjukkan seorang pria yang memegang senter dan peta di ruangan gelap. Senter melambangkan cahaya hidayah Al-Qur’an, peta adalah simbol ilmu, sementara awan di atasnya melambangkan hati yang diselimuti keraguan. Sosok lain di sebelahnya menunjukkan arah yang terang.

Dari ilustrasi ini, Ustaz Adam menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah cahaya yang menerangi jalan kita di tengah gelapnya dunia. Ilmu pengetahuan saja tidak cukup tanpa bimbingan Al-Qur’an. Dengan Al-Qur’an, hati yang diliputi kegelisahan akan menjadi tenang, jalan hidup akan terang, dan kita bisa menuntun orang lain menuju kebenaran dan ridha Allah. (*)

Berita Populer