Jangan Asal Beli Cokelat! Kenali Titik Kritisnya

Bagikan :
Ilustrasi. (Foto.Net)

masjidkapalmunzalan.id – Produk-produk coklat ini sangat banyak sekali jenisnya dan tidak hanya diproduksi di dalam negeri bahkan banyak pula yang diimpor dari negara lain. Apalagi jika kita berkunjung ke luar negeri, pastilah tidak pernah habis rasa penasaran kita untuk mencicipi dan membandingkan selezat apa cokelat dari negara tersebut. Namun sayangnya, seringkali kita mengabaikan kehalalan dari cokelat oleh-oleh tersebut.

Pada umumnya orang hanya berpatokan halal pada alkoholnya. Memang, cokelat lezat lazimnya mengandung alkohol dalam bentuk rhum sebagai pewangi penambah citarasa. Padahal,cokelat memiliki titik kritis yang lain juga selain alkohol. Masalahnya, sudahkah kita mempertimbangkan kehalalan produk coklat ini?  Untuk itu, di samping kita harus memperhatikan label halal yang ada pada kemasan produk coklat, maka kita juga perlu memiliki pengetahuan tentang produk coklat, agar kita bisa memilih mana coklat yang terjamin kehalalannya dan mana yang tidak.

Ilustrasi (Foto: Net)

Berikut beberapa titik kritis pada cokelat yang bisa dipelajari dan menjadi pertimbangan sebelum membeli, agar tak terjebak haram! :

  1. Alkohol, Cokelat buatan luar negeri yang tidak memiliki logo halal terkadang memasukkan rhum atau essense perisa ke dalan cokelatnya. Tak heran, kadang begitu dibuka bungkusnya, langsung tercium aroma cokelat yang sangat mengundang selera. Dan tentu saja, makanan mengandung alkohol yang dimana ini diharamkan bagi umat muslim.
  2. Lesitin, Cokelat pastinya menggunakan emulsifier dalam pengolahannya. Emulsifier ini ada yang berupa lesitin. Yang patut diteliti adalah, apakah lesitin yang digunakan lesitin nabati atau hewani. Jika nabati umumnya menggunakan lesitin kedelai. Dan jika hewani biasanya menggunakan babi, karena apa? Lesitin babi menghasilkan produk yang lebih lembut teksturnya dan harganya relatif murah.
  3. Lemak, Lemak juga salah satu jenis emulsifier untuk cokelat yang biasanya berfungsi sebagai stabilizer. Hampir sama seperti lecitin, lemak atau stabilizer yang digunakan harus kita pastikan berbahan nabati atau hewani. Umumnya pada produk cokelat terdapat kode E. Mengenai kode E tidak selalu berbahan babi, melainkan ada juga yang berbahan Nabati seperti yang kita temukan pada produk dengan kode E yang disertifikasi halal MUI umumnya berbahan lemak nabati atau juga lemak dari sapi.
  4. Cokelat dengan varian (susu) umumnya sudah pasti mengandung susu. Harus kita ketahui, bahwa susu yang digunakan biasanya adalah susu bubuk. Jadi selain harus diketahui susu dari hewan apa sih? Prosesnya juga perlu kita perhatikan, jangan sampai terkontaminasi unsur haram!
  5. Gula, Pada bahan, gula memang dari bahan nabati, tapi pada proses produksinya apakah gula dibuat menggunakan pemutih, halalkah pemutihnya? Halalkah prosesnya? (*)

Penulis Chelsy Artamevia | Editor Chairul Rijal Fitriandi

Berita Populer