masjidkapalmunzalan.id – Riba adalah perbuatan yang sangat tercela dalam Islam dan termasuk dosa besar yang wajib dijauhi oleh setiap Muslim. Dalam berbagai dalil Al-Qur’an dan hadits, Allah SWT dan Rasul-Nya dengan tegas mengharamkan riba karena mengandung unsur kezaliman dan merugikan pihak lain.
Riba Termasuk Tujuh Dosa Besar
Rasulullah SAW bersabda:
“Jauhilah tujuh dosa besar yang membinasakan.” Para sahabat bertanya, “Apa saja itu, ya Rasulullah?”. Beliau bersabda, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim…”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalil Al-Qur’an tentang Larangan Riba
- Surah Ali Imran Ayat 130:
يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوا ٱلرِّبَا أَضْعَافًۭا مُّضَـٰعَفَةًۭ ۖ وَٱتَّقُوا ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”
- Surah Al-Baqarah Ayat 275:
“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran tekanan penyakit gila. Hal itu karena mereka berkata: ‘Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba’, padahal Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”
(QS. Al-Baqarah: 275)
Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang tetap memakan riba setelah datangnya larangan Allah, maka ia adalah penghuni neraka yang kekal di dalamnya.
Azab Mengerikan Bagi Pelaku Riba
Berikut dua bentuk azab yang disebutkan dalam hadits dan tafsir bagi pelaku riba:
1. Dibangkitkan Seperti Orang Kerasukan Setan
Mengacu pada Surah Al-Baqarah ayat 275, para pelaku riba akan dibangkitkan dari kubur dalam keadaan sempoyongan dan seperti orang gila.
Dalam tafsir Kemenag RI dan riwayat dari Ibnu Abbas serta Ibnu Mas’ud, keadaan ini menggambarkan kehinaan dan kebingungan luar biasa di hari kiamat.
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Jauhilah olehmu dosa yang tidak diampuni, yaitu gulul (menggelapkan harta rampasan perang), dan pemakan riba. Sesungguhnya, pada hari kiamat, pemakan riba akan dibangkitkan dalam keadaan gila, seperti kemasukan setan.”
(HR. At-Thabrani)
2. Berenang di Sungai Darah di Alam Akhirat
Dalam sebuah mimpi yang diceritakan oleh Rasulullah SAW, beliau melihat seorang laki-laki berenang di sungai penuh darah, dan setiap kali ia hendak keluar, seseorang melemparkan batu ke mulutnya hingga ia terdorong kembali ke tengah sungai.
Ketika Nabi bertanya kepada malaikat, mereka menjawab:
“Orang yang kamu lihat berenang di sungai darah itu adalah pemakan riba.”
(HR. Bukhari)
Mengapa Riba Begitu Berbahaya?
Riba menciptakan ketimpangan, menindas yang lemah, dan menghancurkan keadilan ekonomi. Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin menekankan bahwa setiap transaksi harus bersih dari unsur kezaliman dan penipuan.
Allah menghalalkan jual beli karena mengandung keridhaan kedua belah pihak, namun mengharamkan riba karena hanya menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain.
Riba bukan sekadar dosa ekonomi. Ia adalah penyakit sosial dan spiritual. Kehidupan yang dibangun di atas riba akan terancam keberkahannya, baik di dunia maupun di akhirat.
Maka, sudah seharusnya umat Islam berusaha menjauhi riba sejauh mungkin dan beralih ke sistem ekonomi syariah yang adil dan berkah.
Wallahu a’lam bishawab. (*)