Kubu Raya (18/10/2024) – Riba dalam syariat Islam secara tegas dinyatakan haram. Ia dapat menimbulkan dampak negatif bagi pihak yang bertransaksi atau pemberi dan penerima hutang. Di samping berpotensi menghilangkan sikap tolong menolong, riba juga dapat menimbulkan permusuhan antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi.
Lebih jauh, riba berdampak buruk bagi ekonomi dan sosial secara keseluruhan, karena dapat memperparah kesenjangan ekonomi dan menciptakan ketidakadilan sosial.
Pada pekan ini khutbah Jumat di Masjid Kapal Munzalan Indonesia mengangkat tema mengenai riba dengan judul “JANGAN BERMAIN DENGAN RIBA” yang disampaikan oleh Ustadz Adam Pratama.
Berikut ini isi teks khutbah Jumat tersebut :
JANGAN BERMAIN DENGAN RIBA
Ust. Adam Pratama
KHUTBAH PERTAMA
الْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، صَلَاتُهُ وَسَلَامُهُ عَلى َخَيْرِ خَلْقِهِ سَيِدِنَا مُحَمدٍ وَعَلَى ألهِ وَصَحْبِهِ وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ تَعْظِيمًا لِشَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوانِهِ وَالهَادِيْ إِلَى سَبِيْلِهِ، صَلَّى اللهُ عَليْهِ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَعْوَانِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا
Fa yaa maasyirol muslimin wazumrotal mu’minin rohimakumullaah
Uushikum waiyyaaya nafsii alkhotiiati bitaqwallaah waqodfaazalmuttaquun
Qoolallahu tabaaroka wataala fi quraanil adziim,
- يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ – ١٠٢
- يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِه وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا – ١
Hadirin jamaah Jumat yg dimuliakan Allah
Mengawali pertemuan Jumat hari ini, Alhamdulillah, diantara sekian hamba Allah yang masih diberikan kesempatan menjalani kehidupan dimuka bumi ini, kita yang masih diringankan langkahnya oleh Allah SWT, diberikan kekuatan iman, diberikan kelembutan hati untuk merespon perintah Allah, seruan Al-Qur’an dalam menunaikan ibadah jumat dihari ini. Kita memohon kepada Allah SWT semoga jumat di hari ini, dijadikan Jumat yang terbaik diantara sekian jumat yang telah kita jalankan.
Shalawat berserta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kita termasuknya ummatnya yang mendapatkan syafaat beliau di yaumil akhir nanti,Nabi yang mana setiap perkataannya menjadi tuntunan, setiap tindakannya menjadi panutan dan bahkan diamnya pun menjadi keputusan untuk kita sebagai ummat muslim di seluruh dunia.
Marilah kita memperbanyak shalawat kepada Rasulullah SAW karena dengan memperbanyak shalawat kepadanya, menjadi wasilah kita satu surga Bersama Rasulullah SAW, diangkat derajatnya serta dikumpulkan di surga bersama Baginda Rasulullah SAW. Sebagaimana sabdanya:
وعن ابن مسْعُودٍ أنَّ رسُول اللَّهِ ﷺ قَالَ: أَوْلى النَّاسِ بِي يوْمَ الْقِيامةِ أَكْثَرُهُم عَليَّ صَلاَةً رواه الترمذي
“Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku.” (HR Tirmidzi).
Hadirin jamaah Jumat yg dimuliakan Allah
Rasulullah SAW, dalam setiap kesempatan jumatnya, bahkan umumnya dalam sesi ta’limnya, dari jumat ke jumat, dari setiap ta’lim ke ta’limnya, beliau Rasulullah SAW senantiasa membuka ta’limnya bahkan jumat dalam ibadah pekannya untuk mengingatkan ummatnya dari generasi sahabat dilanjutkan dengan generasi setelahnya tidak luput dari mengingatkan ummatnya agar meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Hadirin pertanyaannya, dari sekian taqwa yg diingatkan kepada kita, dari sekian taqwa yang dihadirkan setiap jumat sampai saat ini, Apakah ada peningkatan pada kualitas ketaqwaan kita kepada Allah SWT ataukah kita lebih banyak berbuat kelalaian dan kemaksiatan.
Atau jangan-jangan setiap jumat kita datang, hanya duduk, terkadang mengantuk, bahkan tertidur, mendengarkan pengingatan taqwa, mendengar pengingatan khutbah jumat, tunaikan shalat 2 rakaat kemudian pulang begitu saja, tidak ada faidah kalimat taqwa diingatkan setiap pekan dan tidak mengalir didalam jiwa dan diaplikasikan dalam tindakan keseharian kita.
Maka khotib selalu mengingatkan untuk terus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya taqwa, yaitu dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT karena sebagai sebaik-baiknya bekal kita di yaumil akhir nanti.
وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ
Hadirin Jam’ah Sholat Jum’at yang dimuliakan Allah …
Ketahuilah, harta yang kita miliki, halalnya dihisab dan haramnya diazab, harta halal kita akan dihisab apakah kita sudah mengeluarkan kewajiban kita terhadap orang-orang yang tidak mampu disekitar kita, apakah kita gunakan untuk kebermanfaatan atau Kesia-siaan dan kemubadziran, dan ketahuilah Ketika kita memperoleh harta kita secara batil dan itu menjadi haram secara dzat dan sifat, itupun akan diadzab oleh Allah sesuai dengan yang telah diperingatkan
Dan tidak akan bergeser kaki seorang hamba Ketika hari Kiamat sampai ditanya 4 hal, diantaranya adalah harta darimana didapatkan dan kemana digunakan. Kehati-hatian dalam mendapatkan dan menggunakan harta menentukan hisab kita di Akhirat.
Gencarnya media dalam menampilkan kehidupan yang serba mewah telah memacu masyarakat untuk hidup konsumsif. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, namun sudah merambah ke pelosok-pelosok desa.
Seiring dengan menjamurnya lembaga-lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan syarat yang sangat mudah, pinjaman yang bisa dilakukan secara online dengan hanya syarat berfoto dengan KTP, masyarakat yang konsumtif merasa dimudahkan dalam membeli segala sesuatu untuk memenuhi hasratnya. Tinggal mengisi formulir pengajuan kredit dan menandatanganinya, barang pun akan terbeli. Cara pelunasan jadi urusan belakang.
Yang penting, nikmati dulu barangnya, nikmati rasa gengsi yang timbul karena membeli barang mahal. Manfaat barang yang dibeli justru seringkali sekadar menjadi pertimbangan kedua.
Masalah mulai timbul ketika tagihan kredit datang pada kemudian hari. Ternyata jumlahnya membengkak akibat sistem “bunga yang berlipat” yang diterapkan.
Intinya, masyarakat pada zaman penuh “wah” saat ini mau-mau saja terjun ke dalam praktik riba asalkan bisa mendapat barang mewah impiannya. Benarlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِى الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ ، أَمِنْ حَلاَلٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
“Akan datang suatu zaman ketika manusia tidak lagi peduli dari mana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha yang halal atau yang haram.” (HR. Bukhari, no. 2083, dari Abu Hurairah)
Hadirin Jam’ah Sholat Jum’at yang dimuliakan Allah …
Riba adalah salah satu Kaba’ir yaitu dosa besar sebagaimana ijma’ Ulama, berdasarkan Alquran, as-Sunnah.
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (al-Baqarah/2:275)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang umatnya dari riba dan memberitakan bahwa riba termasuk tujuh perbuatan yang menghancurkan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Jauhilah tujuh (dosa) yang membinasakan!” Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah itu?” Beliau n menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari perang yang berkecamuk, menuduh zina terhadap wanita-wanita merdeka yang menjaga kehormatan, yang beriman, dan yang bersih dari zina”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dalam hadist ini Rasulullah menyandingkan Riba dengan perbuatan dosa lainnya seperti Syirik, Membunuh, Sihir dan dosa lainnya, pelajaran dari penyandingan ini adalah betapa besar dosa dan akibat dari perbuatan Riba yang akan membinasakan kita di dunia maupun di Akhirat.
Seharusnya Ridha Allah yang dicari dan Syafaat Rasulullah yang dinanti mengharapkan satu surga dengan Baginda Rasulullah tapi karena seseorang melakukan riba, yang didapat adalah laknat dari Baginda Rasulullah SAW, bukan hanya yang melakukan riba bahkan saksi dan yang mencatat pun mendapatkan laknat dari Rasulullah SAW, sebagaimana Sabdanya:
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu; beliau berkata,
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ، وَقَالَ: هُمْ سَوَاءٌ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris), dan dua orang saksinya.” Beliau mengatakan, “Mereka semua itu sama (dalam melakukan hal yang haram).” (HR. Muslim, no. 1598)
Hadirin Jam’ah Sholat Jum’at yang dimuliakan Allah …
Orang yang belum nikah berzina hukumannya adalah dicambuk, orang yang sudah menikah berzina hukumannya adalah dirajam, bisakah kita membayangkan bagaimana orang yang sudah menikah kemudian menzinahi ibu kandungnya, orang yang tidak boleh nikahi karena hubungan darah dan nasab apalagi berzina dengannya, begitulah dosa riba yang paling ringan. Wal’iyaadzu billaah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الرِّبَا سَبْعُونَ حُوبًا أَيْسَرُهَا أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ
“Riba terdiri atas tujuh puluh dosa. Yang paling ringan adalah seperti seseorang menzinai ibu kandungnya sendiri.” (HR. Ibnu Majah)
Bahkan dipertegas lagi dengan hadist yang lain
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dengan sanad yang shahih dijelaskan,
دِرْهَمُ رِبًا يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةِ وَثَلاَثِيْنَ زَنْيَةً
“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari hasil riba dan dia paham bahwa itu adalah hasil riba maka lebih besar dosanya daripada berzina 36 kali”.
Untuk menjalankan hidup ini bukan hanya sekedar enak dan kepuasan saja tapi harus benar sesuai dengan syariat Allah dan tuntunan Baginda Rasulullah SAW, jangan sampai kita kalah dengan hawa nafsu kita yang hanya sesaat tapi menimbulkan kesengsaran di akhirat.
Hukuman lain yang Allah berikan untuk para pelaku Riba adalah hati, jiwa dan fikirannya itu hilang kendali seperti orang yang kesurupan karena yang mengendalikannya adalah syetan yang Allah jelaskan dalam QS. 2:275
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS. Al-Baqarah: 275)
Allah ‘azza wajalla menyebut orang yang memakan harta riba ia akan berdiri seperti orang yang kesurupan. Ini adalah akibat yang akan didapat oleh pelaku riba. Orang yang kesurupan itu hilang kesadarannya, hilang rasa dalam hatinya, hilang akal fikirannya karena dikendalikan oleh syetan akibat dari melampaui batas yang Allah tentukan.
Hadirin Jam’ah Sholat Jum’at yang dimuliakan Allah …
Berkelahi fisik dengan orang lebih besar badannya dan pandai strateginya dari kita sulit untuk menang dan kemungkinan besar tumbang, apalagi yang kita ajak perang adalah Allah yang menciptakan kita yang pasti membuat kita tumbang dan mustahil menang.
فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا فَأْذَنُوْا بِحَرْبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهۚ وَاِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوْسُ اَمْوَالِكُمْۚ لَا تَظْلِمُوْنَ وَلَا تُظْلَمُوْنَ
Jika kamu tidak melaksanakannya, ketahuilah akan terjadi perang (dahsyat) dari Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi, jika kamu bertobat, kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan).
Wahai para pelaku riba, ingatlah malapetaka yang akan menimpa para pelaku riba di dunia dan akhirat. Jangan sekali-kali tergoda dengan mereka yang melakukan praktik riba, Anda akan ditanya di hadapan Allah tentang harta benda: dari mana Anda mendapatkannya ? Bagaimana Anda membelanjakannya?
Wahai Muslim! Tidaklah riba menggejala di dalam suatu umat, melainkan akan membinasakannya. Tidaklah riba merajalela di dalam suatu masyarakat, melainkan akan menghancurkannya. Dan tidaklah riba marak di dalam suatu umat, melainkan kemiskinan, penyakit dan kezaliman akan mendera mereka. Kita sering sekali melihat dan mendengar peristiwa musnahnya harta benda akibat tenggelam, kebakaran atau hukuman-hukuman duniawi lainya. Dan kita juga sering sekali membaca dan menyaksikan krisis ekonomi yang melanda dunia akibat akumulasi hutang yang luar biasa besarnya akibat praktik riba.
Hadirin Jam’ah Sholat Jum’at yang dimuliakan Allah …
Supaya kita terhindar dari jeratan Riba diantaranya dengan menentukan titik cukup kita sebagai hamba, bukan rezekinya yang kurang tapi syukurnya lah yang kurang, membeli sesuatu sesuai dengan kebutuhan kita bukan sesuai keinginan hawa nafsu kita, bersyukurlah Ketika mampu dan cukup, ridho lah apa yang telah Allah berikan untuk kita karena orang yang paling kaya adalaah orang yang ridho atas pemberian Allah SWT sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ
“Dan ridhalah terhadap pembagian Allah untuk dirimu maka engkau akan menjadi manusia yang paling kaya.” (HR. Tirmidzi: 2305, ash-Shahihah: 2/637)
Mudah-mudahan Allah berkenan membimbing langkah-langkah itu ke arah yang benar, menjadikan upaya-upaya tersebut bermanfaat, dan mencukupi kebutuhan kita dengan rezeki yang halal bukan yang haram, dengan anugerah-Nya bukan anugerah yang lain. Sesungguhnya Dia adalah tempat meminta yang paling baik dan tempat menaruh harapan yang paling pemurah.
Semoga Allah berikan kepada kita sekeluarga kehidupan yang berkualitas, yaitu hidup tenang tanpa hutang, hidup Bahagia tanpa riba, Hidup Bahagia tanpa pura-pura, hidup berkah di jalan Allah dan istiqomah sampai Jannah
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَأَسْتَغْفِرُهُ لِي وَلَكُمْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
KHUTBAH KEDUA
.الْحَمْدُ لِلهِ بِنِعْمتِهِ تَتِم الصَالِحَاتِ، وَبِبَركَاتِهِ تَزْدَادُ الْخَيْرَاتِ، وَبِرَحْمَتِهِ تُكَفَرُ السَيِأَتِ، وَالصَلاةُ وَالسَلاَمُ عَلَى خَيْرِ المَخْلُوْقَات أَشْرَفُ السَادَاتِ سَيِدنَا مُحَمَدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
Fa yaa maasyirol muslimin wazumrotal mu’minin rohimakumullaah
Uushikum waiyyaaya nafsii alkhotiiati bitaqwallaah waqodfaazalmuttaquun
Qoolallahu tabaaroka wataala fi quraanil adziim,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ –
Para Ayah dan calon ayah yang dirahmati Allah
Di khutbah yang kedua ini, khotib mengingatkan kepada para ayah, mari kita jaga keluarga kita dari api neraka, jangan sampai keluarga kita terseret api neraka karena rezeki haram yang mengalir di tubuhnya, karena akad dan muamalah riba dan akad batil lainnya yang kita lakukan dalam memenuhi kebutuhan nafkahnya
Ketika kita mendapatkan istri dan anak-anak kita yang tidak taat dan tidak patuh, sedang berdinamika dalam kehidupannya, maka banyak-banyaklah muhasabah, bukan karena generasi dan zamannya yang salah, bisa jadi karena harta haram yang masuk kedalam tubuhnya, bisa jadi hasil riba yang kita bawa untuk mereka, karena dengan bermuhasabah, bertaubat dan memperbaiki diri Allah akan turunkan pertolongannya, Allah akan angkat derajat kita sekeluarga
Mari tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT agar supaya kita sekeluarga diberikan FURQON dan ILHAM untuk membedakan yang haq dan batil, untuk menjauhkan dari yang haram dan syubhat, untuk menjadikan tameng penjaga dari segala kemaksiatan, untuk menjaga lingkungan dan pergaulan yang tidak baik, untuk bisa menyampaikan kebenaran dalam lumbung kedzoliman dan supaya kita terus berdiri tegak dalam ketataan kita kepada Allah SWT.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu”
وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّٰهُ ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
“Bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Semoga kita dan anak cucu keturunan kita Allah jauhkan dari riba dan kemaksiatan lainnya, Semoga kita sekeluarga istiqomah, wafatnya husnul khootimah, Alam barzakhnya indah serta satu Surga bermasa Rasulullah
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ
فَقالَ تعالى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا
اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ و عُثْمانَ وعلِيٍّ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ
- اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ.
- اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بَلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
- اَللّٰهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللّٰهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ. اَللّٰهُمَّ اكْشِفْ الغُمَّةَ عَنْ أُمَّتِنَا. اَللّٰهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْفَعَ الْبَلَاءَ عَنْ غَزَّةَ وَأَهْلِهَا، وَأَنْ تَنْصُرَهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ، وَأَنْ تَرْحَمَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ، وَأَنْ تَكْشِفَ الْغُمَّةَ عَنْ أُمَّتِنَا. اَللّٰهُمَّ عَافِنَا وَالْطُفْ بِنَا وَاحْفَظْنَا وَانْصُرْنَا وَفَرِجْ عَنَّا وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اكْفِنَا وَإِيَّاهُمْ جَمِيْعًا شَرَّ مَصَائِبِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ
اللهم إنك تعلم أن هذه القلوب قد اجتمعت على محبتك، والتقت على طاعتك وتوحدت على دعوتك، وتعاهدت على نصرت شريعتك. فوثق اللهم رابطتها وآدام ودها، وأهداها سبلها وأملئها بنورك الذي لا يخبو. واشرح صدورها بفيض الإيمان بك وجميل التوكل عليك، وأحيها بمعرفتك، وأمتها على الشهادة في سبيلك، إنك نعم المولى ونعم النصير
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
اللهُمّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ وَاللهُ يَعلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ, أَقِمِ الصَلَاةَ