
masjidkapalmunzalan.id – Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriyah setelah Muharram. Meskipun sebagian masyarakat Arab Jahiliyah dahulu menganggap bulan ini sebagai bulan penuh kesialan, Islam justru menegaskan bahwa semua bulan adalah baik dan tidak ada bulan yang membawa keburukan tersendiri.
Menurut buku Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah karya Ida Fitri Shohibah, kata Safar berarti “kosong”, meski ada juga yang mengartikannya sebagai “kuning”.
Penamaan ini memiliki beberapa latar belakang:
- Dahulu, masyarakat Arab sering meninggalkan rumah mereka untuk berperang pada bulan ini.
- Ada pula yang mengatakan Safar berasal dari sejenis angin panas yang menyerang perut dan menyebabkan penyakit.
- Pendapat lain menyebutkan bahwa nama Safar berasal dari jenis penyakit berbahaya yang diyakini bersarang di dalam perut, dikenal oleh masyarakat Jahiliyah.
Pandangan negatif terhadap bulan Safar ini diluruskan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Safar.”
(HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad)
Hadits ini menegaskan bahwa tidak ada takhayul atau kesialan yang khusus melekat pada bulan Safar.
5 Amalan Bulan Safar yang Dianjurkan
Berikut beberapa amalan yang bisa dikerjakan oleh umat Muslim selama bulan Safar, sebagaimana dikutip dari buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun karya Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid:
1. Sedekah
Sedekah bisa dilakukan kapan saja, termasuk pada bulan Safar. Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap yang baik itu sedekah.”
(HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Abi Syaibah)
Bersedekah di bulan ini bisa menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT sekaligus bentuk kebaikan sosial.
2. Puasa Sunnah
Puasa sunnah juga termasuk amalan yang dianjurkan di bulan Safar. Jenis puasa sunnah yang bisa dilakukan antara lain: Puasa Senin dan Kamis, Puasa Ayyamul Bidh, yakni pada tanggal 13, 14, dan 15 Safar
3. Membaca Doa Bulan Safar
Meski tidak ada doa khusus yang dianjurkan langsung oleh Rasulullah SAW untuk bulan Safar, ada riwayat dari Abdullah bin Amr RA yang memanjatkan doa agar terhindar dari kesialan. Doa ini disahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah:
اللَّهُمَّ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ وَلاَ طَيْرَ إِلاَّ طَيْرُكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ
Artinya:
“Wahai Allah, tidak ada kebaikan melainkan kebaikan-Mu, tidak ada kesialan kecuali kesialan yang Engkau takdirkan, dan tidak ada sembahan selain-Mu.”
4. Mengerjakan Ibadah Rutin
Ibadah rutin seperti salat wajib dan sunnah juga sangat dianjurkan untuk terus dijaga selama bulan Safar. Beberapa salat sunnah yang bisa dikerjakan antara lain, Salat Dhuha, Salat Tahajud, Salat Witir, Salat Rawatib. Konsistensi dalam ibadah merupakan bentuk ketakwaan yang tidak terikat waktu.
5. Membaca Doa dan Zikir
Doa dan zikir adalah amalan yang dapat dilakukan kapan saja. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ahzab ayat 41–42:
“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”
Dengan memperbanyak zikir di bulan Safar, seorang Muslim menunjukkan keyakinannya bahwa keberkahan datang dari Allah, bukan dari kepercayaan terhadap kesialan bulan tertentu.
Bulan Safar bukanlah bulan sial seperti yang diyakini oleh masyarakat Jahiliyah dahulu. Islam mengajarkan bahwa semua waktu adalah baik untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maka dari itu, mari isi bulan Safar dengan amalan-amalan kebaikan seperti sedekah, puasa sunnah, doa, dan zikir. (*)