Penulis Hizbul Waton | Editor Chairul Rijal F
masjidkapalmunzalan.id – Masjid Kapal Munzalan Indonesia (MKMI) kembali menyelenggarakan Khataman Al-Qur’an Bahagia, yang kini telah memasuki seri ke-66. Acara ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Juli 2025 dan dihadiri oleh para jamaah serta tokoh inspiratif, Abangda Doddy Castria Rahayu, yang turut menyampaikan tausiah dalam bentuk sesi berbagi pengalaman.
Khataman Al-Qur’an Bahagia merupakan agenda rutin bulanan yang menjadi puncak dari rangkaian kegiatan One Day One Juz (ODOJ) yang dilakukan setiap hari di MKMI. Kegiatan ODOJ sendiri dilaksanakan melalui pembacaan beberapa lembar Al-Qur’an setiap selesai sholat fardhu. Dengan cara ini, dalam satu hari para jamaah dapat menyelesaikan pembacaan satu juz Al-Qur’an secara kolektif.
Dalam tausiah-nya, Bang Doddy—sapaan akrab Abangda Doddy Castria Rahayu—memulai dengan menyampaikan kisah nyata yang menyentuh hati. Ia bercerita tentang seorang ibu yang membawa anaknya yang baru berumur sekitar satu tahun dalam kondisi sakit ke Rumah Sehat Munzalan.
Setelah menjalani pemeriksaan, anak tersebut dirujuk ke beberapa rumah sakit, baik swasta maupun pemerintah. Dari hasil diagnosis dokter, anak itu dinyatakan menderita epilepsi akut dan harus menjalani terapi selama dua tahun penuh. Pengobatan yang harus dijalani tidak boleh terputus sedikit pun.
Kabar tersebut mengejutkan kedua orang tua sang anak. Sang ibu menangis sedih, sementara sang ayah mencoba menenangkan dan merenungi keadaan. Ia meyakini bahwa cobaan yang mereka hadapi adalah bentuk ujian akibat kelalaian dalam memperbaiki hubungan dengan Allah SWT. Ia pun meminta maaf kepada istrinya dan mengajak untuk bersama-sama memperbaiki diri.
Mereka berdua sepakat untuk melakukan langkah konkret: memperbaiki sholat, memperbanyak membaca Al-Qur’an, dan menunaikan infaq setiap hari. Hal ini mereka lakukan secara intensif selama sepekan, sesuai waktu yang diprediksi dokter bahwa penyakit sang anak akan kambuh kembali.
Di samping itu, mereka juga melakukan ikhtiar dengan memberikan madu kepada sang anak. Alhamdulillah, setelah sepekan, penyakit tersebut tidak kambuh, bahkan hingga saat ini anak mereka tetap sehat. Apa yang dikhawatirkan oleh dokter tidak terjadi.
Setelah menceritakan kisah tersebut, Bang Doddy mengungkapkan bahwa pasangan dalam kisah itu adalah dirinya sendiri dan sang istri. Ia bersaksi bahwa semenjak berkhidmat di lingkungan Munzalan, ia belajar banyak hal, hingga akhirnya ia benar-benar meyakini bahwa Al-Qur’an, sholat, dan infaq dapat menjadi wasilah penyelamat bagi diri dan keluarganya dari berbagai persoalan hidup.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengajak para jamaah untuk mentadabburi Surah Fathir ayat ke-29:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتۡلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَٰوةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ يَرۡجُونَ تِجَٰرَةٗ لَّن تَبُورَ
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.”
(QS. Fathir: 29)
Dengan mengamalkan isi dari ayat ini—yaitu membaca Al-Qur’an, mendirikan sholat, dan berinfaq baik secara diam-diam maupun terang-terangan—Allah SWT menyelesaikan berbagai urusan yang ia hadapi. Bahkan, melalui wasilah amalan tersebut, Bang Doddy bersyukur dapat berangkat menunaikan ibadah umroh ke Tanah Suci.
Sebagai penutup tausiah, ia mengajak seluruh jamaah untuk mengamalkan kandungan ayat tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, apa yang ia alami bukan sekadar teori, namun pengalaman nyata yang telah membawa banyak perubahan dalam hidupnya.
Acara Khataman Al-Qur’an Bahagia seri ke-66 ini ditutup dengan kegiatan tasyakuran berupa makan siang bersama dengan penuh rasa kekeluargaan, semangat serta keikhlasan. (*)