Caption : Bulan Muharram menjadi titik balik bagi pemerintahan Arab Saudi karena adanya pengepungan di Masjidil Haram (pixabay/sopnotory)
MASJIDKAPALMUNZALAN.ID – Pernahkah abang kakak mengetahui kalau Masjidil Haram pernah menjadi saksi bisu tragedi kelam dalam sejarah. Sebuah area suci bagi semua umat muslim ini pernah menjadi medan perang yang mengakibatkan berubahnya gaya pemerintah Arab Saudi. Peristiwa penyerbuan Masjidil Haram pada tahun 1979 bukan hanya tragedi keagamaan, melainkan titik balik dalam sejarah modern Arab Saudi. Berikut ini adalah 7 fakta penting yang memperjelas skala dan dampak dari kejadian mengejutkan tersebut:
Dimulai Saat Tahun Baru Islam
Penyerbuan terjadi pada 20 November 1979, bertepatan dengan 1 Muharram 1400 H, menandai awal milenium Islam baru. Momen ini dipilih untuk menambah simbolisme dan dampak psikologis terhadap umat Muslim.
Dipimpin oleh Juhaiman al-Utaybi
Juhaiman adalah mantan tentara Garda Nasional Saudi. Ia meyakini bahwa dunia Islam telah menyimpang dan bahwa iparnya, Mohammed bin Abdullah al-Qahtani, adalah Imam Mahdi—tokoh mesianik yang diyakini akan datang di akhir zaman.
Senjata Diselundupkan Lewat Peti Mati
Sekitar 200-300 militan memasuki Masjidil Haram dengan menyamar sebagai pelayat yang membawa jenazah. Di dalam peti mati, mereka menyembunyikan senjata untuk melancarkan serangan mendadak.
Masjidil Haram Diblokade Penuh
Setelah mengambil alih masjid, para militan menyandera ribuan jemaah, menutup pintu keluar, dan menempatkan penembak jitu di menara-menara. Situasi menjadi sangat tegang dan berbahaya di tempat tersuci umat Islam.
Bantuan Teknis Datang dari Pasukan Elit Prancis
Karena tidak memiliki pengalaman dalam pertempuran dalam ruang ibadah, pemerintah Arab Saudi meminta bantuan teknis dari pasukan elite GIGN Prancis, termasuk dalam penggunaan gas untuk melumpuhkan militan.
Korban Jiwa dan Eksekusi Massal
Sekitar 127 orang tewas dan 451 terluka, meskipun angka sebenarnya kemungkinan lebih tinggi. Setelah pengepungan dua minggu, Juhaiman dan 67 pengikutnya ditangkap dan dieksekusi secara publik.
Dampak Sosial dan Politik yang Besar
Sebagai respons terhadap kejadian ini, Arab Saudi memperketat penerapan syariah, memperluas peran ulama konservatif, dan membatasi pengaruh budaya Barat. Perubahan ini masih terasa hingga hari ini.
Hikmah yang bisa diambil dari peristiwa ini adalah bagaimana mengatur prasangka agar tidak menyebabkan banyak marabahaya. Selain itu juga perlu komunikasi antar sesama muslim, jangan sampai hanya berbeda pendapat atau pandangan mengakibatkan adanya perpecahan.
Perlunya menjaga keutuhan dalam persaudaraan sesama muslim agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi, karena korbannya juga adalah orang yang tidak bersalah dan sesama muslim. Oleh karena itu, perlunya kita saling menjaga komunikasi dan persaudaraan sebagai sesama muslim.***