Ribuan Santri dan Ulama se-Indonesia Timur Hadiri Sitarupa di Makassar

Bagikan :
TAMPIL – Para santri tampil pentas seni dalam kegiatan Silaturahmi Munajat Santri dan Ulama Pesantren se-Indonesia Timur (SITARUPA). Acara tersebut digelar di Balai Manunggal, Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar pada Selasa (28/10). (Foto. Istimewa)

masjidkapalmunzalan.id –  Ribuan santri dan ratusan ulama dari berbagai provinsi di Indonesia Timur berkumpul di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dalam kegiatan Silaturahmi Munajat Santri dan Ulama Pesantren se-Indonesia Timur (SITARUPA). Acara tersebut digelar di Balai Manunggal, Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Ujung Pandang, dan diinisiasi oleh Majelis Presidium Pusat (MPP) Konsorsium Pesantren Bersaudara pada Selasa (28/10/2025).

Ketua Konsorsium Pesantren Bersaudara, H. A. Muhammad Nur Syahid, menjelaskan bahwa kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 1.500 peserta, terdiri dari 1.100 santri dan 300 kiai.

“Santri sekitar 1.100 orang, dan kiai ada sekitar 300-an. Hadir keseluruhan dengan tamu mencapai 1.500 orang,” ujarnya.

Nur Syahid menambahkan, delegasi peserta datang dari 10 provinsi, yaitu Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. “Kegiatan kita bagi menjadi tiga sesi: pertama doa seribu santri, kedua event edutainment dengan berbagai bakat santri dan penampilan artis ibu kota, dan ketiga Pesantren Business Forum,” jelasnya.

Ayahman: Dunia Penuh Fitnah, Jangan Lupa Bersyukur

Dalam kesempatan ini, hadir pula Pengasuh Masjid Kapal Munzalan Indonesia (MKMI), KH. Luqmanulhakim atau yang akrab disapa Ayahman. Dalam pesannya, Ayahman mengingatkan bahwa kehidupan saat ini penuh ujian dan fitnah yang berlimpah, membuat banyak orang mudah mengeluh.

“Kalau mau melihat akhirat, lihatlah ke atas. Tapi kalau melihat dunia, lihatlah ke bawah,” pesannya.

Ia juga menyampaikan kisah inspiratif tentang seseorang yang tetap bersyukur karena masih diberi kesempatan bersujud kepada Allah.

Ayahman menyoroti fenomena manusia modern yang memiliki tubuh sempurna tetapi imannya cacat.

“Mata kita bisa melihat, tapi sering digunakan melihat aib orang. Telinga bisa mendengar, tapi justru mendengar omongan sampah. Mulut bisa makan, tapi lebih sering makan bangkai. Tangan bisa memberi, tapi lebih suka mengambil. Kaki bisa melangkah ke majelis ilmu, tapi hanya untuk validasi. Tangan kanan memberi, tangan kiri instastory. Kamera manusia membuat amal menjadi sia-sia,” ujar Ayahman penuh makna.

Wali Kota Makassar Dukung Kemajuan Pesantren

Turut hadir Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), yang menyampaikan sambutan hangat kepada para santri dan ulama dari berbagai daerah.
“Selamat datang di Kota Makassar, kota lahirnya para pemberani. Kehadiran para santri dan ulama di kota ini membawa harapan besar bagi kemajuan pesantren, bukan hanya di Sulawesi Selatan, tetapi juga di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Appi menegaskan komitmen Pemerintah Kota Makassar dalam mendukung perkembangan pesantren. Salah satunya melalui penyusunan Peraturan Daerah (Perda) tentang Sistem Pengelolaan Pesantren, yang kini tengah dibahas bersama DPRD dan ditargetkan disahkan pada tahun 2026 mendatang.

“Perda ini penting sebagai payung hukum bagi keberlangsungan pesantren, termasuk tata kelola kelembagaan, penguatan kurikulum keagamaan, dan perlindungan santri,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin pesantren hanya dijadikan objek atau dikambinghitamkan ketika terjadi persoalan.
“Pemerintah harus hadir melindungi santri, para pengajar, dan lembaga pesantren,” tegasnya.

Appi juga menambahkan bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam menjaga persatuan umat dan moral bangsa.
“Pondok pesantren bukan hanya lembaga pendidikan agama, tetapi juga penjaga nilai-nilai moral masyarakat dan perekat persatuan bangsa. Kami berharap doa mustajab para ulama senantiasa menyertai perjalanan kami dalam membangun kota ini,” tutupnya.

SITARUPA menjadi momentum bersejarah bagi Indonesia Timur — saat ribuan santri dan ratusan ulama bersatu dalam doa, ilmu, dan semangat membangun kemandirian pesantren untuk masa depan bangsa. (*)

Berita Populer