Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal dan Masa Kecilnya

Bagikan :
Tempat Kelahiran Nabi Muhammad. (Foto.Istimewa)

masjidkapalmunzalan.id – Nabi Muhammad SAW, manusia mulia yang menjadi penutup para nabi, lahir pada 12 Rabiul Awal, yang bertepatan dengan Tahun Gajah—sekitar tahun 570 Masehi, menurut kebanyakan sejarawan. Penamaan Tahun Gajah berasal dari peristiwa besar yang terjadi di tahun kelahiran beliau, ketika pasukan bergajah pimpinan Abrahah dari Yaman mencoba menyerang dan menghancurkan Ka’bah. Namun, dengan izin Allah SWT, serangan tersebut gagal total.

Dikutip dari kitab Ar-Rahiqul Makhtum karya Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury, pemimpin pasukan tersebut bernama Abrahah al-Asyram, Gubernur Najasyi di Yaman. Ia memiliki ambisi membangun gereja megah bernama Al-Qalis di kota Shan’a, Yaman, dengan tujuan menyaingi Ka’bah sebagai pusat ibadah.

Namun, ketika rencana untuk menghancurkan Ka’bah dijalankan, Allah SWT mengirim burung-burung Ababil yang masing-masing membawa tiga batu panas dari neraka. Batu-batu itu dilemparkan ke arah pasukan Abrahah hingga mereka binasa, termasuk gajah-gajah yang mereka tunggangi.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir di tengah suku Quraisy dari Bani Hasyim. Ayah beliau adalah Abdullah bin Abdul Muthalib, dan ibunya adalah Aminah binti Wahab. Sayangnya, sang ayah wafat saat Nabi SAW masih dalam kandungan.

Setelah kelahiran beliau, Muhammad kecil disusukan kepada Halimah as-Sa’diyah, seorang wanita dari Bani Sa’ad, sebagaimana adat masyarakat Arab kala itu yang mempercayakan bayi mereka kepada wanita pedesaan agar tumbuh sehat dan kuat.

Pada usia dua tahun, Nabi SAW dikembalikan kepada ibunya, Aminah. Di usia enam tahun, beliau kehilangan ibunya saat perjalanan pulang dari Madinah ke Makkah. Setelah itu, beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, namun hanya selama dua tahun karena kakeknya juga wafat. Pada usia delapan tahun, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, yang dikenal sebagai sosok terpandang meski tidak kaya raya.

Menggembala dan Berdagang Sejak Kecil

Sejak usia muda, Rasulullah SAW telah terbiasa bekerja. Ia menggembala kambing untuk keluarganya dan membantu pamannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika berusia 12 tahun, Rasulullah ikut Abu Thalib berdagang ke negeri Syam, tepatnya ke kota Bushra. Dalam perjalanan ini, beliau bertemu seorang pendeta Nasrani bernama Buhaira, yang sangat paham akan Injil dan ajaran Yahudi.

Buhaira melihat tanda-tanda kenabian dalam diri Muhammad kecil dan mengingatkan Abu Thalib agar waspada, karena dikhawatirkan orang-orang Yahudi akan mencelakainya jika mengetahui hal tersebut. Abu Thalib pun memutuskan kembali ke Makkah lebih awal demi keselamatan keponakannya.

Sejak kecil, Nabi Muhammad SAW tumbuh menjadi pribadi yang jujur, amanah, dan bertanggung jawab. Karena kepribadiannya yang mulia, masyarakat Makkah memberikan gelar Al-Amin, yang berarti “Orang yang Dapat Dipercaya”. Gelar ini menjadi modal penting dalam perjalanan dakwah beliau di kemudian hari, karena kejujuran dan akhlaknya sudah diakui bahkan sebelum diangkat sebagai nabi.

Kisah kelahiran dan masa kecil Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa beliau telah mengalami banyak ujian sejak dini. Namun, dari kecil beliau telah menunjukkan akhlak dan keteladanan luar biasa. Kisah ini menjadi pengingat bahwa ujian bukanlah penghalang untuk menjadi pribadi hebat, melainkan bagian dari pembentukan karakter seorang pemimpin sejati. (*)

Berita Populer