
masjidkapalmunzalan.id – Masjid Kapal Munzalan Indonesia (MKMI) kembali menggelar acara rutin Khataman Quran Bahagia yang telah memasuki seri ke-64. Acara yang penuh khidmat ini diselenggarakan setelah salat Dzuhur berjamaah di lingkungan Masjid Kapal Munzalan Indonesia (MKMI) pada Senin (19/5/2025). Dalam agenda Khataman Qur’an Seri ke-64, Ustaz Muhammad Adia Nugraha menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya hidup berstandar pada kebenaran, bukan sekadar mengikuti arus tren sosial.
Menurut beliau, banyak orang hari ini kehilangan standar hidup yang sejati. Di era digital yang dipenuhi dengan validasi semu seperti jumlah like, subscribe, dan komentar, masyarakat cenderung menilai benar atau salah hanya berdasarkan dukungan mayoritas. “Kalau apa yang kita lakukan diposting lalu didukung orang, dianggap benar. Like-nya banyak, maka itu dianggap kebenaran,” tegas Ustaz Adia.
Namun, beliau mengingatkan bahwa kebenaran tidak ditentukan oleh banyaknya dukungan, tetapi oleh apa yang sudah ditetapkan Allah dalam Al-Qur’an. “Siapa yang tidak pernah berinteraksi dengan Al-Qur’an, maka ia hanya punya dua standar: katanya dan kayaknya. Ini bukan kepastian, tapi keraguan,” jelasnya.
Dalam tausiyah yang disambut hangat oleh para Santri Penerima Amanah (SPA) dan jemaah Masjid Kapal Munzalan Indonesia (MKMI), Ustaz Adia mengajak semua untuk kembali menimbang hidup dengan standar ilahi, bukan sekadar ikut-ikutan. “Jangan sampai kita hidup dengan standar kebanyakan orang. Mari kita hidup dengan standar kebenaran yang Allah mau,” seru beliau.

Sebagai penutup, Ustaz Adia mengingatkan pentingnya kemasan dakwah yang baik, namun tetap mengutamakan isi yang benar. “Jangan hanya fokus pada tampilan luar yang bagus dan laku, tapi isinya kosong. Insya Allah, kalau isinya benar, maka ia akan menjadi baik, dan kebaikannya bisa memberi manfaat,” ujarnya.
Salah satu kutipan twiter yang cukup menggugah datang dari refleksi sosial beliau, “Sejak kapan standar orang melihat keberhasilan adalah pernikahan mewah ratusan juta di tengah UMR yang cuma tiga juta? Itu bukan standar kebenaran, itu hanya standar kebanyakan.”
Agenda Khataman Qur’an ini menjadi momentum penting bagi jemaah untuk merefleksikan hidup dan memperkuat hubungan dengan Al-Qur’an, agar tidak tersesat dalam arus nilai-nilai yang semu. (bw)
Doa
“Ya Allah, berkahilah setiap langkah dakwah kami, satukan hati dalam kebaikan, dan jadikan masjid sebagai pusat tumbuhnya keberkahan dan kemandirian umat”. Aamiin.