
masjidkapalmunzalan.id – Sobat Munzalan, tahukah kalian? Sesungguhnya badan, jiwa, dan raga kita adalah milik Sang Pencipta, Allah SWT. Karena itulah, Allah melarang keras perbuatan yang menyakiti atau mendzalimi diri sendiri, termasuk larangan bunuh diri.
Kita hidup di dunia bukan untuk menuruti ego semata, melainkan mengikuti aturan dan kehendak Allah. Termasuk dalam urusan menjaga diri dan memilih makanan yang halal serta thayyib.
Mengapa Ada Larangan Memakan Makanan Haram?
Larangan terhadap makanan haram bukan semata-mata untuk membatasi manusia, melainkan wujud kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Sebab, mayoritas makanan haram membawa dampak negatif bagi tubuh dan akal manusia, di antaranya:
- Membahayakan jiwa dan raga
- Merusak akal dan kesadaran
- Memberikan banyak mudharat bagi manusia
- Memabukkan atau menghilangkan kesadaran
- Menjadi sumber berbagai penyakit
Larangan ini adalah bentuk ujian bagi umat manusia—siapa yang taat, ia akan selamat. Siapa yang membangkang, tentu akan menanggung akibatnya.
Makanan Halal, Kunci Kesehatan dan Keselamatan
Tak bisa dipungkiri, banyak penyakit saat ini bersumber dari apa yang kita konsumsi. Maka, penting bagi kita untuk selektif dalam memilih makanan. Makanan halal sudah dipastikan aman, tidak membahayakan tubuh, jiwa, maupun akal.
Contohnya adalah larangan mengonsumsi khamr (minuman memabukkan). Allah mengharamkan khamr karena efeknya yang memabukkan, merusak sistem syaraf, serta menghilangkan akal sehat. Saat kesadaran hilang, seseorang berpotensi mencelakai diri sendiri maupun orang lain.
Larangan Konsumsi Babi, Ada Hikmah Besar di Baliknya
Begitu pula dengan larangan mengonsumsi babi. Meskipun babi dianggap memiliki cita rasa tertentu, faktanya, hewan ini dikenal sebagai binatang yang jorok dan kerap menjadi sumber penyakit. Kebiasaannya memakan berbagai hal, termasuk kotorannya sendiri, membuat babi tidak layak dikonsumsi.
Kesimpulan: Aturan Adalah Bentuk Ujian dan Kasih Sayang
Semua larangan yang ditetapkan Allah SWT, termasuk soal makanan, adalah bentuk ujian. Siapa yang patuh dan taat, dialah yang akan selamat dan mendapatkan keberkahan hidup. Mari jaga tubuh, akal, dan jiwa kita dengan hanya mengonsumsi makanan halal, karena Halal Itu Sehat. (**)
Penulis Chelsy Artamevia, Editor Chairul Rijal F