5 Pedang Rasulullah SAW: Simbol Keberanian, Warisan Sejarah Islam

Bagikan :
Ilustrasi.Net

masjidkapalmunzalan.id – Dalam lintasan sejarah perjuangan Islam, Rasulullah Muhammad SAW dikenal tak hanya sebagai pembawa risalah, namun juga sebagai panglima yang tangguh. Di medan perang maupun dalam perjalanan dakwahnya, Rasulullah SAW kerap membawa pedang-pedang yang kini menjadi saksi bisu perjuangan suci beliau. Tak hanya berfungsi sebagai senjata, pedang-pedang ini memiliki nilai sejarah dan simbolik yang mendalam.

Beberapa pedang milik Rasulullah bahkan dikenal hingga hari ini dan menjadi bagian dari peninggalan berharga umat Islam. Sebagian disimpan di museum, sebagian lainnya diwariskan kepada para sahabat dan keluarganya. Berikut ini lima pedang yang tercatat pernah dimiliki oleh Rasulullah SAW:

1. Al Ma’tsur: Pedang Warisan Sang Ayah

Al Ma’tsur, juga dikenal sebagai Al-Mathur atau Ma’thur al-Fijar, merupakan pedang pertama yang dimiliki Rasulullah SAW sebelum masa kenabian. Pedang ini adalah peninggalan dari ayah beliau, Abdullah bin Abdul Muthalib. Uniknya, terdapat ukiran nama sang ayah di bagian gagangnya—menambah nilai historis dan emosional dari senjata ini.

Al Ma’tsur turut menemani Rasulullah dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah. Setelah masa kenabian, pedang ini disimpan bersama peralatan perang lainnya oleh Ali bin Abi Thalib RA.

2. Dzulfikar: Simbol Keadilan dan Keberanian

Dzulfikar mungkin merupakan pedang Rasulullah SAW yang paling terkenal. Senjata ini diperoleh dari harta rampasan perang Badar dan kemudian diberikan kepada Ali bin Abi Thalib RA, yang dikenal sebagai salah satu pejuang terdepan dalam Islam.

Pedang ini memiliki ciri khas berupa dua mata tajam di ujungnya, melambangkan keadilan dan keberanian. Nama “Dzulfikar” berasal dari kata “fiqar”, yang berarti pembeda—mengisyaratkan bahwa pedang ini digunakan untuk membedakan antara yang benar dan yang batil.

3. Hatf: Jejak Zaman Nabi Daud AS

Hatf diyakini berasal dari era Nabi Daud AS, yang memiliki mukjizat melunakkan besi. Konon, senjata ini merupakan salah satu karya tangan beliau. Hatf menjadi milik Rasulullah SAW setelah didapatkan sebagai rampasan dari suku Bani Qainuqa, yang menentang umat Islam di Madinah.

Kini, pedang Hatf termasuk dalam koleksi peninggalan Rasulullah SAW yang tersimpan di Museum Topkapi, Istanbul, bersama artefak suci lainnya.

4. Al Qadib: Pedang Pertahanan Diri

Tak semua pedang Rasulullah SAW digunakan untuk berperang. Al Qadib, misalnya, lebih difungsikan sebagai alat perlindungan diri dalam perjalanan. Berbeda dengan pedang lainnya, tidak ada catatan yang menyebutkan penggunaannya dalam pertempuran.

Bilah Al Qadib ramping menyerupai tongkat, dengan hiasan ukiran perak bertuliskan kalimat syahadat. Setelah wafatnya Rasulullah, pedang ini disimpan oleh Dinasti Fatimiyah.

5. Al Mikhdzam: Antara Riwayat dan Perdebatan

Pedang terakhir yang dikenal terkait dengan Rasulullah SAW adalah Al Mikhdzam. Namun, sejarah kepemilikannya masih menjadi bahan perdebatan di kalangan sejarawan. Ada yang menyebut pedang ini merupakan milik Nabi SAW yang kemudian diwariskan kepada Ali RA, namun ada pula yang menyatakan bahwa Ali RA mendapatkannya dalam sebuah pertempuran di wilayah Syria.

Terlepas dari perbedaan riwayat, Al Mikhdzam tetap dianggap sebagai bagian dari senjata bersejarah yang menggambarkan semangat perjuangan dan keberanian.


Pedang-pedang Rasulullah SAW bukan hanya senjata perang semata. Mereka adalah lambang tekad, perlindungan, dan strategi Rasulullah dalam membela kebenaran. Masing-masing pedang membawa cerita tentang bagaimana Islam ditegakkan, dijaga, dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Melalui jejak-jejak sejarah ini, kita diajak merenungi kembali betapa agungnya perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan ajaran tauhid dan melindungi umat dari berbagai ancaman.

Wallahu a’lam bishawab. (*)

Berita Populer