Kubu Raya (6/12/2024) – Membaca Al-Quran bagi seorang muslim adalah suatu kewajiban. Hal ini karena Al-Quran adalah petunjuk hidup bagi seorang muslim. Sebagai petunjuk, maka sudah seharusnya kita mengetahui arti dan makna serta maksud dari ayat yang kita baca, agar dapat kita amalkan dan terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Agar kita tidak keliru dalam memahami suatu ayat Al-Quran, maka kita memerlukan tafsir yang dapat menjabarkan segala sesuatu tentang ayat yang akan kita pelajari.
Pada pekan ini khutbah Jumat di Masjid Kapal Munzalan Indonesia mengangkat tema mengenai Tafsir Surah Al-Maidah [5] : 90-91 yang disampaikan oleh Ustadz Akbar Syukrian.
Berikut ini isi teks khutbah Jumat tersebut :
Tafsir al-Maidah : 90-91
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah !!
Sudah berkali-kali kita melangkahkan kaki ke rumah Allah, memenuhi panggilan Jumat yang suci. Pekan demi pekan, bulan demi bulan, tahun demi tahun berlalu, namun pesan yang disampaikan para khatib tetap sama: ajakan untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Kita diingatkan bahwa kemuliaan sejati seorang hamba bukanlah orang yang tinggi jabatannya, besar amanahnya, banyak kendaraannya, mewah rumahnya, tebal dompetnya, bagus rupanya, melainkan pada kedekatannya dengan Sang Pencipta. Firman Allah SWT telah jelas menegaskan, “Inna akramakum ‘indallahi atqakum”. “Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah di antara kalian adalah orang yang paling bertaqwa.” Mari kita renungkan kembali pesan ini. Sudahkah kita benar-benar mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari? Sudahkah kita menjadikan ketakwaan sebagai landasan setiap langkah yang kita ambil?
Bagian dari bimbingan yang diberikan dalam Islam kepada umatnya adalah bahwa kita tidak diperbolehkan untuk mengambil harta orang lain dengan cara yang salah. dan Allah menyebut bahwa tindakan mengambil harta orang lain dengan cara yang salah sama dengan mengambil harta orang lain dengan bathil. sebagaimana firman Allah Ta’ala :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisa : 29)
Allah SWT sebut bahwa bentuk yang diridhoi Allah adalah perdagangan, sehingga ada praktek yang bentuknya bukan perdagangan maka tentunya praktek itu tidak diperkenankan dalam syariat, meskipun dilakukan dengan saling ridho, maka hasilnya tidaklah halal. Sebagai contoh mislanya dalam transaksi riba, walaupun kedua belah pihak sama-sama ridho, kemudian pula dalam hal transaksi jual beli barang-barang haram dilakukan dengan saling ridho, demikian pula hasil judi dilakukan dengan saling ridho, namun semuanya tadi karena bukan bentuk perdagangan yang dibenarkan oleh syariat, maka semuanya tadi walaupun dilakukan dengan saling ridho, hukumnya tetaplah haram mutlak.
Allah SWT memberikan peringatan terutama untuk khamr dan judi, Allah berfirman dalan Surah al-Maidah 90 – 91 :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ٩٠
اِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطٰنُ اَنْ يُّوْقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاۤءَ فِى الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَعَنِ الصَّلٰوةِ فَهَلْ اَنْتُمْ مُّنْتَهُوْنَ ٩١
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan.
Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung. Sesungguhnya setan hanya bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu melalui minuman keras dan judi serta (bermaksud) menghalangi kamu dari mengingat Allah dan (melaksanakan) salat, maka tidakkah kamu mau berhenti?
Para Ulama mengatakan, pada dua ayat ini, Allah SWT memberikan penekanan terhadap praktek perjudian dan minum khamr dengan 9 penekanan :
- Allah menggunakan panggilan iman (yaa ayyuhalladzina amanuu) dan setiap perintah atau keterangan yang didahului dengan panggilan iman, maka itu bagian dari konsekuensi iman, artinya ketika disitu ada perintah yang didahului dengan panggilan iman berarti melaksanakan perintah itu adalah konsekuensi iman. dan jika ada larangan yang didahului dengan panggilan iman berarti meninggalkan larangan itu juga bagian dari konsekuensi iman. Sehingga orang yang imannya sempurna atau sedang proses dalam penyempurnaan imannya, maka seharusnya dia melakukan perintah atau meninggalkan larangan dari setiap ayat yang didahului dengan yaa ayyuhalladzina amanuu.
- Allah SWT menyebut judi sebagai tindakan yang menyeret kepada kesyirikan, karena setelahnya ada al ansab dan al azlam yang merupakan tradisi kaum musyrik. al ansab adalah lambang kesyirikan dan al azlam adalah cara orang musyrik dalam mengundi nasib mereka
- Allah menyebut perbuatan judi sebagai perbuatan rijsun najis, najis perbuatan, meski fisiknya tidak najis. Najis perbuatan menjadikan tidak selayaknya seorang mu’min yang hatinya suci, orang yang baik, yang ingin mensucikan hatinya, mengotori perbuatannya dengan aneka tindakan maksiat semacam ini, karena ini merupakan pernbuatan rijsun
- Allah SWT menyebut perbuatan judi sebagai ‘amalu syaithan, pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan syaitan, maka sudah sepantasnya jika orang yang terbelenggu dalam aktivitas ini disebut dengan teman nya syaithan.
- Allah memerintahkan kita untuk menjauhi perbuatan judi (fajtanibuhu) maka jauhilah
- Allah memberikan janji kepada siapa yang berusaha menjauhi diri dari aneka maksiat ini, maka akan digolongkan menjadi orang yang beruntung. la’allakum tuflihun
- Kemudian di ayat 91, Allah menyebut bahwa tujuan besar syaithan menggoda manusia untuk minum khamr dan melakukan judi adalah untuk menjerumuskan manusia terhadap permusuhan dan saling membenci dengan godaan khamr dan praktek judi. sehingga kalau kita tau bahwasanya musuh besar kita menggoda dengan tujuan agar kita bermusuhan, lalu kenapa kita perlu membelanya dengan melakukannya, bahkan memberikan fasilitas lebih untuknya. Dahulu pada masa jahiliyyah, ketika orang melakukan praktek judi, taruhannya adalah istri serta anak-anak mereka, sehingga siapa yang kalah, maka dia kehilangan anak istrinya dan itu sampai menimbulkan pertempuran, peperangan antar suku karena harus membela atas kehilangan anggota keluarganya sebab kalah dalam berjudi. Maka kejadian sangat bisa terjadi pada masa sekarang, ada orang yang melakukan taruhan dengan nilai yang sangat besar, sampai dia kehilangan harta yang banyak dan melakukan perbuatan jahat yang lebih besar mudharatnya.
- Allah SWT menyebut bahwa syaitan akan menghalangi kita dari dzikrullah dan menegakkan sholat sebab praktik judi.
- Dan yang terakhir Allah katakan “fa hal antum muntahun” tidakkah dengan semacam ini semuanya, kalian tidak mau menghentikannya?
Jama’ah sidang jum’at yang dimuliakan Allah !!
Jika nafsu membisikkan kepada kita bahwa dengan berjudi akan kita peroleh harta yang banyak tanpa letih bekerja, maka yakinlah bahwa masing-masing dari kita telah ditakar dan dijatah rezekinya. Kita tidak akan mendapatkan lebih dari rezeki yang telah ditentukan bagi kita. Karenanya, kita jemput dan ambil jatah rezeki kita dari sumber yang halal dan dengan cara yang tidak bertentangan dengan syariat.
Seringkali setan dan nafsu membisikkan kepada seseorang yang lemah imannya untuk mencoba berjudi hanya sekali atau dua kali, jika kalah akan meninggalkan judi selamanya. Inilah tipu daya setan yang wajib untuk diwaspadai. Karena orang yang bermain judi pada umumnya tidak akan berhenti pada kali pertama ia kalah. dia akan terus mencoba mencoba hingga malapetaka datang menghampirinya.
Sebagai kalimat penutup, khatib berpesan bahwa kita para pria yang hadir di majelis jum’at ini, selain mempunyai tugas utama sebagai ‘abdullah dan khalifatullah, kita juga mempunyai tugas tambahan istimewa. tugas itu adalah menyelamatkan diri kita dan diri keluarga kita dari menyalanya api neraka. (yaa ayyuhalladzina amanuu …. ) Wahai para laki-laki yang beriman atau yang sedang berusaha meningkatkan imannya, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
Maka contoh konkret dalam menjaga keluarga kita dari api neraka adalah dengan memastikan apa yang masuk ke mulut istri dan anak-anak kita adalah sesuatu yang sudah pasti kehalalan dan kethayyibannya. baik secara sifat maupun secara zat. Karena sesuatu yang haram jika masuk kedalam tubuh kita, tubuh keluarga kita dan kemudian menjelma menjadi darah dan daging, maka tidak ada balasan yang pantas kecuali api neraka yang membakarnya. kullu lahmin nabata min haraamin fannaru aula bihi. Setiap daging yang tumbuh dai harta haram, maka neraka lebih pantas untuknya. Itulah gunanya kita beristighfar, bertaubat, memohon ampun kepada Allah atas kelalaian, kekhilafan dan ketidak tahuan kita. Semoga Allah SWT melimpahkan kita rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, yang banyak, halal, berkah, bermanfaat tanpa harus bermaksiat kepada Allah.